Site icon Pahami

Berita Tim Medis Kurang, Rebutan Air, dan Minim Bantuan


Jakarta, Pahami.id

Para jamaah mengeluh tentang staf medis dan bantuan yang tersedia di Arab Saudi Haji 2024 masih sangat kurang. Bahkan, jutaan jamaah menunaikan rukun Islam di tengah cuaca yang sangat panas.

Keluhan ini muncul dari jamaah haji setelah lebih dari seribu jamaah meninggal dunia pada musim haji tahun ini.


Dilaporkan CNNSabtu (22/6), kata saksi mata, banyak jamaah yang tidak sadarkan diri akibat cuaca panas. Mereka juga berjalan melintasi jenazah yang telah ditutupi kain putih saat menunaikan ibadah haji.

Zirrar Ali (40) baru saja kembali ke London setelah menunaikan ibadah haji bersama ayahnya yang berusia 70 tahun. Ia menjelaskan berbagai hal yang ia rasakan selama menunaikan ibadah haji tahun ini yang menurutnya masih banyak kekurangan.

Misalnya saja mengenai kurangnya air bersih dan air minum, akomodasi yang tidak memadai bahkan dukungan medis selama seminggu berada di Mekkah.

“Bagi saya rasanya terlalu banyak orang. Tenaga medisnya kurang, jadi mereka (petugas) hanya menunggu kejadian terburuk baru mengambil tindakan,” kata Ali.

Jemaah haji tahun ini mengeluhkan sejumlah hal, misalnya kurangnya air bersih dan air minum, akomodasi yang tidak memadai, dan dukungan medis selama seminggu di Mekkah. (REUTERS/Saleh Salem)

Ali pun mengatakan, banyak yang pingsan dan justru ditolong oleh sesama jamaah.

“Saya tidak bisa fokus menunaikan ibadah haji ketika melihat orang-orang menderita,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ahmad (44) asal Indonesia. Ia mengaku melihat banyak yang jatuh sakit hingga meninggal akibat cuaca panas.

“Dalam perjalanan pulang, saya melihat banyak jamaah yang meninggal. Hampir setiap beberapa ratus meter ada mayat tergeletak dan ditutupi kain ihram (kain putih),” ujarnya.

Selain itu, Ahmad juga mengaku melihat jemaah bertengkar setiap kali petugas membagikan air. Namun dia jarang melihat petugas kesehatan atau ambulans bersiaga.

Keduanya pun menyayangkan buruknya infrastruktur dan penyelenggaraan haji tahun ini, khususnya bagi mereka yang melakukan perjalanan mandiri.

Haji tahun ini dilaksanakan di tengah kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan suhu naik di atas rata-rata.

Hingga saat ini, jumlah pasti korban meninggal belum dapat dipastikan, namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah ketika masing-masing negara mengumumkan jumlah kematian warga jemaah hajinya secara terpisah.

Pemerintah Arab Saudi hanya mengetahui jamaah yang mendaftar dan berangkat ke Mekkah sesuai kuota haji yang disediakan.

Oleh karena itu, ada kekhawatiran mengenai banyaknya kematian yang justru berasal dari jemaah haji yang tidak terdaftar.

Seorang peziarah Muslim menuangkan air ke kepalanya untuk mendinginkan diri dari panas, saat ia mengikuti ibadah haji tahunan di Mina, Arab Saudi, 17 Juni 2024. REUTERS/Mohammed TorokmanBanyak jamaah yang disebut-sebut berkelahi setiap kali petugas membagikan air. Namun, jarang terlihat petugas kesehatan atau ambulans bersiaga. (REUTERS/Mohamad Torokman)

Arab Saudi sebelumnya mewajibkan setiap jamaah untuk mendapatkan satu dari 1,8 juta izin yang tersedia untuk memasuki Mekah secara sah selama ibadah haji.

Peziarah tidak resmi biasanya bepergian tanpa bus ber-AC dan memiliki sedikit akses terhadap persediaan makanan dan minuman.

Terlepas dari fasilitas yang ditawarkan kepada beberapa orang, semua peziarah menghabiskan sebagian besar waktunya berjalan di luar di tengah panas terik.

Menurut Ali, ia melakukan perjalanan setidaknya lima jam setiap hari. Namun, banyak peziarah yang menghabiskan 12 jam sehari dengan berjalan kaki.

Baginya, meski perjalanan jauh merupakan bagian mendasar dari pengalaman haji, ia yakin pemerintah Saudi harus memberikan lebih banyak bantuan.

[Gambas:Video CNN]

(tst/akhir)


Exit mobile version