Aceh, Pahami.id –
Sejumlah wilayah di Aceh yang terpengaruh banjir Kurangnya logistik bermula akibat banjir dan tanah longsor, sehingga akses jalan dan jembatan terputus.
Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan wilayah yang terancam terisolir karena jalan menuju wilayah tersebut hampir tidak dapat dilalui karena jalan utama terputus akibat banjir.
Bupati Beneriah Tagore Abubakar membenarkan minimnya bantuan logistik bagi korban terdampak banjir dan longsor. Mereka hanya mendistribusikannya di wilayah yang terjangkau.
“Kami kekurangan logistik, apalagi kami terisolasi dan akses ke Bireuen dan Aceh Utara terputus,” kata Tagore kepada wartawan, Kamis (27/11).
Hal serupa juga diungkapkan Bupati Aceh Tengah Haili Yoga. Akses menuju wilayah tersebut kini terputus sehingga tidak ada pasokan logistik dari luar Aceh Tengah.
“Aceh sudah tidak bisa diakses sore ini. Jalan pertama ke Bireuen sudah ambruk, wilayah kami ditutup,” ujarnya.
Sementara data yang dihimpun cnnindonesia.com, wilayah yang juga diisolasi berada di Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di Kabupaten Singkil. Di sana, akses menuju kawasan tak lagi bisa dilalui.
Warga Singkil, Anwar, mengatakan stok beras, mie instan, dan telur di warung sembako juga sudah dibeli masyarakat. Oleh karena itu, sebagian warga terpaksa membeli makanan tersebut.
“Nasi, telur, dan mie sulit ditemukan di Singkil, sembako tidak masuk,” kata Anwar kepada Cnnindonesia.com.
Selain itu, beberapa desa di utara Aceh dan Bireuen juga terisolir karena akses dan tingginya air banjir sehingga menyulitkan kendaraan untuk melintas.
Hingga saat ini, banjir masih menggenangi 16 kabupaten kota se-Aceh. Masing-masing di Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Kabupaten Bireuen.
Lalu, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.
(DRA/CHRI)

