Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Bobby Nasution Dan Edy Rahmayadi terlibat perdebatan sengit pada debat kedua Pilgub Sumut 2024 di Medan, Rabu (5/11) sore.
Keduanya bertukar sindiran tentang kebijakan. Bobby yang merupakan menantu mantan Presiden Joko Widodo sempat menaruh minat pada program Edy selama lima tahun kepemimpinannya. Edy pun sempat meledek Bobby soal dugaan keterlibatannya dalam proyek pertambangan.
Berikut beberapa poin perdebatan sengit antara Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi dalam debat Pilgub Sumut:
Bidang Blok
Edy bertanya kepada Bobby soal pengelolaan tambang di Sumut yang dinilai merusak hutan dan sungai. Bobby pun membalas dengan sindiran bahwa banyak tambang ilegal yang harusnya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi.
“Mungkin di Sumut juga banyak tambang ilegal. Dan di wilayah Sumut diabaikan. Itu yang saya tahu,” kata Bobby.
Pernyataan tersebut ditanggapi Edy dengan mengejek Bobby. Ia mengusung istilah Blok Medan yang viral dalam persidangan kasus korupsi. Istilah ini mengacu pada keterlibatan Bobby di bidang pertambangan.
“Ini isu nasional. Isu internasional. Saya ingin penjelasan agar masyarakat Sumut tahu semuanya. Saya tidak mau menuduh. Karena saya sudah dengar dari pengadilan,” kata Edy.
Bobby menjawab dengan nada tinggi. Ia berpesan agar Edy melapor ke penegak hukum, “Jangan hanya diberitakan ke media, dibawa ke perdebatan.”
Halaman Kantor Gubernur Rp 2 Miliar
Bobby menyindir kebijakan Edy yang membenahi halaman kantor gubernur dengan anggaran Rp 2 miliar. Bahkan, dia melihat banyak jalan di Sumut rusak.
“Maaf, saya membacanya di media pak, hanya untuk itu memperbaikinya halaman rumah dinas gubernur Rp 2 miliar, kamu keluarkan. Namun untuk jalur lain tidak ada. Aku tidak mau,” kata Bobby.
Edy menyerang balik Bobby dengan mengaku bertanggung jawab. Katanya, Kota Medan yang dipimpin Bobby masih membutuhkan banyak perbaikan jalan.
“Jalan rusak masih ada di Kota Medan. Karena bus listrik hanya beroperasi di Kota Medan. Kota Medan masih perlu perbaikan jalan. Itu harus diselesaikan ke depan,” kata Edy.
Pusat pelatihan kerja
Bobby dan Edy berebut Balai Latihan Kerja (BLK). Bobby mengawalinya dengan mengkritisi minimnya BLK di Sumut saat dibutuhkan penciptaan lapangan kerja.
“Tapi BLK dari wilayah Sumut belum ada. Minimal tambah satu. Tidak satu pun, fasilitas di dalamnya tidak akan ditingkatkan,” kata Bobby.
Edy membantah pernyataan tersebut. Dia mengatakan Sumut memiliki 17 BLK. Dia juga mengolok-olok Bobby.
“Tolong maklumi ini, kalau cuma ngomong, saya ngerti. Saya Wali Kota. Jadi saya baru tahu. Harus ngomong betul, biar didengar masyarakat,” kata Edy.
Bobby kembali menjawab, “Setahu kami di Siantar ada BLK baru. Kalau boleh dibilang 17. Setidaknya ada 3 lagi, 17. Tapi di Medan tidak, Pak. Itu aulanya besar.”
(dhf/DAL)