Jakarta, Pahami.id –
Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva akan membahas masalah Jalur Gaza, Palestina dan Venezuela saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pekan ini.
Kesiapan tersebut disampaikan Lula saat mengunjungi Sekretariat ASEAN di Jakarta, Jumat (24/10). Pada saat itu, ia menjawab pertanyaan tentang apa yang ditawarkan Brasil ketika bertemu dengan AS mengenai negosiasi tarif.
“Apa yang akan ditawarkan Brasil? Kita bisa berdiskusi apa saja, dari Gaza hingga Ukraina, Rusia, Venezuela. Bahan-bahan penting, mineral, logam tanah jarang, apa pun bisa kita diskusikan,” kata Lula.
Terkait isu konflik global, Amerika Serikat nampaknya cukup sibuk. Dalam Perang Rusia-Ukraina, pemerintahan Trump terus membujuk Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky untuk mengakhiri perang.
Terkait Jalur Gaza, Palestina, Trump berkontribusi dalam mencapai gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas. Namun pelaksanaan perjanjian tersebut harus diperhatikan dan ditaati oleh kedua belah pihak.
Lula selalu mengkritik tindakan Israel di Gaza dan menyebutnya Genosida di Forum Internasional, BRICS.
Terkait Venezuela, Amerika Serikat mendapat kecaman setelah menembaki kapal yang dituduh membawa narkoba di lepas pantai Venezuela.
Pemerintahan Trump bahkan telah mengerahkan pasukan dan peralatan militer di Karibia, dekat perbatasan negara tersebut. Venezuela menanggapinya dengan menempatkan militer dalam siaga tinggi.
Dalam kesempatan tersebut, Lula juga menyampaikan bahwa banyak topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut dan yang paling umum adalah tarif impor AS ke Brazil.
“Kami tidak setuju dengan pajak yang diterapkan di Brazil karena tidak benar,” ujarnya.
Hubungan Amerika Serikat dan Brasil memanas setelah Trump mengenakan tarif impor sebesar 50 persen terhadap negara Amerika Latin tersebut.
AS juga menjatuhkan sanksi terhadap beberapa pejabat tinggi termasuk hakim Mahkamah Agung sebagai tanggapan atas hukuman terhadap Trump Ally dan mantan presiden Brasil Jari Bolsonaro.
Namun, hubungan kedua kepala negara mencair setelah Lula bertemu Trump di luar Majelis Umum PBB pada September lalu. Mereka kemudian berbicara melalui telepon untuk menyampaikan pertemuan di ASEAN.
(ISA/RDS)

