Site icon Pahami

Berita Temuan Terkini soal Pembalakan Liar di Hutan Sumatra Penyebab Banjir

Berita Temuan Terkini soal Pembalakan Liar di Hutan Sumatra Penyebab Banjir


Jakarta, Pahami.id

Masalah deforestasi dan Penebangan liar menjadi penyebabnya banjir Bencana kilat dan tanah longsor muncul di beberapa wilayah di Pulau Sumatera.

Sebuah video batang kayu yang tersapu arus banjir di sana menjadi viral di media sosial dan menjadi perbincangan warga.

Kementerian Kehutanan sendiri menemukan lima lokasi penebangan hutan yang tidak sesuai aturan. Lima di antaranya diduga menjadi penyebab banjir Sumatera.


Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan DWI Januanto Nugroho mengatakan, dari hasil analisis awal, selain hujan ekstrem, terdapat tanda-tanda kerusakan lingkungan di hulu Batang Toru dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sibuluan.

Ia mengatakan, hilangnya tutupan hutan di lereng dan hulu diduga menurunkan kemampuan tanah dalam menyerap air, sehingga curah hujan ekstrim menjadi limpasan permukaan lebih cepat (berlari) yang kuat dan memicu banjir dan tanah longsor.

DWI menjelaskan, kayu bulat yang terbawa arus juga menunjukkan dugaan adanya kegiatan pembukaan lahan dan penebangan kayu yang tidak sesuai aturan.

“Kami melihat pola yang jelas: di mana terjadi kerusakan hutan di hulu akibat aktivitas ilegal. Di sana potensi bencana di hilir meningkat drastis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12).

DWI juga menyebut telah menemukan 12 subjek hukum yang terdiri dari perusahaan dan perorangan yang diduga memiliki kaitan dengan gangguan perlindungan hutan di kawasan hulu.

Dijelaskannya, sejak 4 Desember 2025, pihaknya telah memasang papan larangan di lima lokasi yang tertera, yakni 2 titik di wilayah konsesi PT TPL dan 3 titik di lokasi Phat atas nama Jam, AR dan DP. DWI mengatakan, seiring dengan penindakan di lapangan, Kementerian Lingkungan Hidup juga akan memeriksa 12 subjek hukum pada Selasa (9/12).

Sementara itu, Irjen Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ada beberapa bekas gergaji di batang kayu tersebut. Dia mengatakan, penemuan bekas gergaji inilah yang kemudian menjadi fokus penyelidikan.

Listyo mengatakan, saat ini petugas sudah dikerahkan menyusuri sungai dari hulu hingga hilir untuk melihat lokasi asal kayu tersebut.

“Dari temuan tim di lapangan, jenis kayunya bermacam-macam, namun ditemukan ada bekas potongan Chainsaw. Itu yang akan kita selidiki,” ujarnya dalam jumpa pers, Kamis (4/12).

“Tim akan turun bersama tim dari kehutanan menelusuri daerah aliran sungai yang terkena dampak hingga kita tarik ke hulu dan hilir,” ujarnya.

Secara terpisah, Polda Sumut akan membentuk tim gabungan untuk menelusuri asal usul batang kayu yang terbawa arus banjir di beberapa wilayah terdampak. Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan mengatakan, tim ini akan melibatkan unsur kepolisian, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Pemerintah Daerah.

“Karena akan dibentuk tim dari pihak kepolisian, Kementerian Lingkungan Hidup, dan dari Pemerintah Daerah, karena tim akan terus bekerja siang malam untuk memastikan terkait dengan bencana alam ini,” kata Whisnu, Sabtu (6/12).

Whisnu mengatakan tim gabungan juga akan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui sumber kayu yang muncul, termasuk dugaan aktivitas pembalakan liar.

Soal penyelidikan, kami masih butuh waktu untuk melakukan penyelidikan, jadi ini tim yang akan menyelidiki penyebab bencana alam ini, jadi tunggu saja waktunya, katanya.

(mnf/dal)



Exit mobile version