Site icon Pahami

Berita Tas PM Jepang Dicap ‘The Most Political Handbag’ Sejak Era Thatcher

Berita Tas PM Jepang Dicap ‘The Most Political Handbag’ Sejak Era Thatcher


Jakarta, Pahami.id

Tas tangan kulit perdana menteri Jepang QItu Takaichi Baru-baru ini menarik perhatian karena beberapa media menganggapnya sebagai tas terbesar yang dibawa oleh seorang pemimpin dunia sejak era PM Inggris Margaret Thatcher.

Selain PM wanita pertama Jepang, tingkah Takaichi juga terus menarik perhatian, salah satunya ia terus-menerus terlihat membawa tas jinjing berukuran besar berwarna hitam yang bisa memuat file A4.


Tas ini juga memiliki nama resmi yaitu “Grace Delight Tote”. Tas ini dibuat oleh Hamano, merek kerajinan kulit lokal Jepang yang didirikan pada tahun 1880.

Laporan Waktu New York Takaichi juga menganggap tas ini sebagai “tas tangan paling berpengaruh secara politik” sejak era Thatcher.

Padahal, jika dilihat, tas yang juga dikenal dengan sebutan “Sanae Tote” ini biasa saja. Tidak ada yang aneh, kecuali satu: hal itu dibawa oleh para pemimpin negara G7.

Para pemimpin dunia, khususnya perempuan, hampir tidak pernah membawa tas, apalagi tas berukuran besar. PM perempuan pertama Italia, Giorgia Meloni, tidak melakukan hal tersebut.

PM Inggris Margaret Thatcher pada bulan September 1986. (Foto oleh Jean-Claude Delmas / AFP)

Begitu pula dengan Claudia Sheinbaum, presiden perempuan pertama Meksiko. Bahkan Kamala Harris, wakil presiden perempuan pertama Amerika Serikat pun tidak. Bahkan Angela Merkel pun tidak melakukan hal ini saat menjadi Kanselir Jerman.

Tidak membawa tas memberikan kesan bahwa orang lain akan membawakannya untuk Anda. Biasanya, semakin penting jabatan Anda, semakin sedikit kebutuhan Anda untuk membawa tas.

Namun, Takaichi mengubah budaya ini.

Direktur mode Vogue Jepang, Emi Kameoka, mengatakan tas tangan Takaichi menekankan citranya sebagai wanita profesional, memperkuat janji kampanyenya tentang “kerja, kerja, kerja, dan kerja.”

Tas Takaichi memancarkan keanggunan dan kegunaan.

Jika ditengok ke belakang, tas tangan Takaichi mengingatkannya pada Margaret Thatcher, mantan PM Inggris yang juga suka membawa tas sendiri.

Bagi Thatcher, tas tangan adalah cara untuk menyelaraskan dirinya dengan aksesori wanita terhormat di saat banyak orang merasa tidak nyaman dengan gagasan tentang pemimpin wanita.

Menurut British Vogue, tas Thatcher adalah jenis tas yang dibawa oleh “seseorang yang cerdas, terawat, dan mencerminkan pikiran yang terorganisir”.

Tak hanya itu, tas Thatcher juga disebut-sebut menjadi satu-satunya tempat yang “bocor” di pemerintahannya.

Pada tahun 2013, Cynthia Crawford, mantan asisten pribadi Thatcher, menulis artikel di The Guardian yang menyatakan bahwa “apa pun yang rahasia atau berharga, kami akan memasukkannya ke dalam tas tangannya karena kami tahu dia tidak pernah berpisah.”

Kini, mata dunia sedang memperhatikan Takaichi. Apakah tas tangannya akan bertahan lama, menjadi berpengaruh dan memiliki resonansi sejarah yang sama masih harus dilihat.

Namun tas ini sudah menjadi incaran banyak orang, terutama di kalangan masyarakat Jepang. Berdasarkan website Hamano, stok Black Grace Delight Bag telah terjual habis dan saat ini perusahaan menerima pesanan setara dengan kurang lebih 10 bulan produksi pabrik.

(BLQ/RDS)


Exit mobile version