Site icon Pahami

Berita Tak Membantu Peluang Gencatan Senjata


Jakarta, Pahami.id

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyinggung pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyah tidak membantu negosiasi mengenai potensi gencatan senjata di Gaza.

Haniyeh tewas saat berkunjung ke ibu kota Iran, Teheran, Rabu (31/), saat menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Ada peningkatan risiko eskalasi perang Timur Tengah yang lebih luas setelah pembunuhan Haniyeh di Iran, karena hal ini memicu ancaman pembalasan terhadap Israel.


“Itu (pembunuhan Haniyeh) tidak membantu,” kata Biden kepada wartawan pada Kamis malam waktu setempat, ketika ditanya apakah pembunuhan Haniyeh mengurangi peluang kesepakatan gencatan senjata, seperti diberitakan Reuters.

Iran menuduh Israel sebagai pelaku di balik pembunuhan Haniyeh di Teheran. Negara Zionis sendiri tidak mengakui atau menyangkal terlibat dalam serangan yang menewaskan Haniyeh tersebut.

Ismail Haniyeh adalah pejabat paling senior Hamas dan terlibat erat dalam negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel. Biden sendiri mengaku kini sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

“Kami memiliki kebijakan untuk gencatan senjata. Dia (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) harus melanjutkannya dan mereka (Hamas) harus melanjutkannya sekarang,” kata Biden, seperti dilansir Reuters, Jumat (2/8).

Israel dan Hamas baru-baru ini melanjutkan pembicaraan tentatif dan tidak langsung untuk mencoba mencapai gencatan senjata dalam perang di Gaza, meskipun ada laporan kemajuan yang bertentangan.

Awal pekan ini, Israel dan Hamas saling menuduh menghalangi kemajuan. Hamas mengatakan Israel telah memperkenalkan persyaratan baru, sementara Mr. Netanyahu mengatakan Hamas telah meminta 29 perubahan terhadap proposal tersebut.

(Wow)



Exit mobile version