Site icon Pahami

Berita Tak Ada Seleksi Calon Hakim Agung Lagi, MA Akui Kerja Makin Berat


Jakarta, Pahami.id

Mahkamah Agung (MA) menyatakan bahwa beban kerja keadilan Mahkamah Agung dan ad hoc yang ada hari ini akan lebih buruk setelahnya efisiensi anggaran Pemerintah. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan tidak dapat melakukan pemilihan Mahkamah Agung atau ad hoc setelah anggaran.

“Intinya adalah bahwa pengaruh akan meningkatkan pekerjaan Hakim Mahkamah Agung,” juru bicara Ma Yanto di Kantor Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (2/13).


Yanto menjelaskan bahwa 100.000 kasus akan lebih ditangani jika ada 15 orang dari hanya 10. Namun, dia optimis bahwa hakim masih bisa melakukan pekerjaan mereka meskipun beban kerja yang lebih berat.

“Mungkin saja upaya itu bisa seiring waktu, bisa seperti itu setiap hari,” katanya.

Komisi Yudisial adalah salah satu lembaga yang dipengaruhi oleh kebijakan efisiensi anggaran di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto. Perkiraan KY dikurangkan oleh 54 persen dari plafon anggaran Rp184 miliar.

Salah satu efeknya, KY tidak dapat melaksanakan pemilihan kandidat untuk keadilan dan kandidat Mahkamah Agung di Mahkamah Agung.

Ketua Ky Amzulian Rifai mengatakan memiliki opsi membutuhkan perkiraan RP4 hingga RP5 miliar.

“Sejauh ini, tidak mungkin untuk (pemilihan) mengapa ada konferensi PES kemarin? Karena ada surat Mahkamah Agung yang meminta kami untuk menyelesaikan keadilan Mahkamah Agung dan kami harus menjawab. Sekitar maksimal 15 hari.

(MNF/TSA)



Exit mobile version