Site icon Pahami

Berita Tak Ada Persiapan, Kami Sudah Puasa 5 Bulan


Jakarta, Pahami.id

Penghuni Palestina Gaza mengalami Ramadhan tahun ini dalam suasana suram dan tegang di tengah invasi Israel.

Al Jazeera melaporkan bahwa tentara Israel melancarkan serangan ke kota Rafah, Gaza Selatan dan kamp pengungsi Nuseirat. Serangan itu terjadi saat warga Gaza bersiap untuk berbuka puasa pertama di bulan suci Ramadhan.


Lebih dari 1,2 juta orang mengungsi di Rafah. Banyak dari mereka tinggal di bawah tenda plastik dan menghadapi krisis pangan.

Seorang warga Gaza, Diab Al Zaza, mengatakan, “Ramadhan tahun ini akan menyedihkan karena adanya perang.” Situasi ini menyulitkan siapa pun yang tinggal di dekat zona pertempuran.

“Saya telah melalui banyak kesulitan. Namun sepanjang hidup saya, saya tidak pernah menjalani hari yang lebih sulit dari ini karena kelaparan, kehausan, kehilangan dan perpisahan,” kata Zaza seperti dikutip Mata Timur TengahMinggu (10/3).

Zaza terpisah dari keluarganya karena invasi Israel. Istri dan anak-anaknya menolak mengungsi ke selatan.

Ia juga membandingkan situasi saat ini di Gaza dengan evakuasi massal dan deportasi yang mengarah pada penganiayaan pada tahun 1948, yang dikenal sebagai Nakba. Menurut Zaza, kondisi masyarakat saat ini lebih buruk dibandingkan saat Nakba.

Dia kemudian berkata, “Selama Nakba, jumlah orang lebih sedikit dan negara terbuka, tapi sekarang kami dikepung dari semua sisi.”

Zaza juga menjelaskan, selama Ramadhan tahun ini ia tidak akan memasang dekorasi apapun sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban meninggal akibat serangan Israel.

Tak berbeda dengan Zaza, warga Gaza lainnya bernama Maha juga tak mempersiapkan apa pun untuk menyambut bulan suci.

“Kami belum melakukan persiapan apa pun untuk merayakan Ramadhan, karena sudah lima bulan puasa,” kata Maha.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya menyatakan tingkat kelaparan di Gaza mencapai 100 persen.

Kelaparan juga menghantui Khalil Atallah dan keluarganya. Dia beberapa kali mengungsi karena agresi Israel.

“[Kini kami hidup] dalam perang kelaparan,” kata Atallah.

Atallah hanya ingin gencatan senjata segera tercapai dan agresi diakhiri.

“Saya kehilangan lebih dari 50 anggota keluarga dalam pemboman tersebut. Ramadhan kali ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya karena penindasan,” katanya.

Israel melancarkan invasi ke Palestina pada 7 Oktober. Mereka juga menyatakan perang terhadap Hamas.

Mereka juga membatasi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, sehingga membuat situasi di wilayah tersebut semakin kritis.

Akibat invasi Israel, lebih dari 31.000 orang di Palestina tewas dan ribuan orang terancam kelaparan.

(isa/tsa)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version