Jakarta, Pahami.id —
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (21/12) mengatakan demikian Gaza Korea Utara tidak lagi memiliki rumah sakit yang berfungsi karena kurangnya sumber daya di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung.
“Tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara. Al-Ahli merupakan rumah sakit terakhir namun belum berfungsi maksimal dan masih merawat pasien namun tidak menerima pasien baru, begitu pula dengan RS Al-Shifa, Al-Awda dan Al-Sahaba. Beranda “Rumah sakit ini masih melindungi ribuan pengungsi,” jelas Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah pendudukan Palestina, pada konferensi pers di Jenewa, seperti dilansir AnatoliaKamis (21/12).
Peeperkorn mengatakan tidak adanya rumah sakit berarti hanya sembilan dari 36 fasilitas kesehatan yang berfungsi sebagian di Jalur Gaza, semuanya berada di wilayah selatan.
“Sekarang, Al-Ahli adalah sebuah rumah sakit,” katanya seraya menambahkan bahwa itu adalah satu-satunya rumah sakit di mana orang yang terluka dapat menjalani operasi di Gaza utara hingga dua hari lalu.
“Tetapi ruang operasi sudah tidak ada lagi karena kekurangan bahan bakar, listrik, perbekalan kesehatan dan tenaga kesehatan, termasuk dokter bedah dan dokter spesialis lainnya,” ujarnya.
“Rumah sakit tidak lagi berfungsi sama sekali dan saat ini hanya berfungsi sebagai panti jompo, tidak ada atau sangat sedikit layanan perawatan yang diberikan,” tambah Peeperkorn.
Ia mengatakan, RS Al-Ahli berada dalam kondisi kacau, penuh sesak, dan zona bencana. Peeperkorn mengungkapkan, lebih dari 20 staf rumah sakit Al Ahli ditangkap pada Senin (18/12), enam di antaranya dibebaskan dan terpaksa pindah ke selatan.
Namun, kata dia, belum ada informasi mengenai mereka yang masih ditahan. Ia mendesak semua pihak yang berkonflik untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan melindungi pekerja kesehatan, pasien, fasilitas kesehatan, dan ambulans setiap saat.
Tingkat okupansi rumah sakit mencapai 206% di Selatan
Peeperkorn menunjukkan bahwa dua rumah sakit utama di Gaza selatan beroperasi dengan kapasitas tiga kali lipat dari kapasitas tempat tidur mereka.
Sementara itu, jelasnya, tingkat keterisian secara keseluruhan kini mencapai 206% di bagian rawat inap dan 250% di ICU, serta menyediakan tempat berlindung bagi ribuan pengungsi internal.
Menurut perwakilan WHO, lebih dari 1,9 juta, atau 85% populasi, diperkirakan adalah pengungsi, setengahnya adalah anak-anak. Lebih dari 1,4 juta dari mereka berlindung di fasilitas UNRWA dan tempat umum lainnya, termasuk rumah sakit.
Peeperkorn mengatakan 136 staf UNRWA telah tewas sejak dimulainya perang.
Terkait serangan terhadap layanan kesehatan, kata dia, hingga Rabu (20/12), telah terjadi 246 serangan di Gaza yang mengakibatkan 582 orang tewas dan 748 orang luka-luka. Serangan tersebut, kata dia, berdampak pada 61 fasilitas pelayanan kesehatan dan 76 unit ambulans.
Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana agresi Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai 52.586 lainnya.
Serangan Israel telah mendatangkan malapetaka di Gaza dengan setengah dari perumahan di daerah kantong pesisir tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi di daerah kantong padat penduduk tersebut di tengah kekurangan makanan dan air bersih.
Di sisi lain, hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, sementara hampir 130 sandera masih ditahan.
(Wow)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);