Site icon Pahami

Berita Tabuk, Tempat Perang Terakhir Nabi Muhammad Kini Diselimuti Salju

Berita Tabuk, Tempat Perang Terakhir Nabi Muhammad Kini Diselimuti Salju


Jakarta, Pahami.id

Cuaca dingin terjadi Arab Saudi akhir tahun terasa ekstrem. Bahkan, Pusat Meteorologi Nasional Saudi memperkirakan akan lebih banyak salju di wilayah utara ibu kota Riyadh.

Dan salju turun di Kota Tabuk sejak Rabu (17/12). Kota Tabuk, yang terletak di barat laut Arab Saudi, dekat perbatasan Yordania, dikenal sebagai “Gerbang Utara” Jazirah Arab.


Namun, ada sisi sejarah kota ini. Tabuk menjadi saksi bisu perang umat Islam melawan tentara Romawi Timur (Bizantium) sekitar tahun 630 Oktober atau 9 tahun Hijriah.

Dalam perang ini, Nabi Muhammad sendiri yang memimpin pasukan. Saat itu, Tabuk sedang mengalami panas terik dan perbekalan semakin berkurang. Perang fisik belum terjadi, tentara Romawi mundur terlebih dahulu dan menawarkan perjanjian damai.

Halaman NU Menulis, konflik antara umat Islam dan Roma dimulai sejak terbunuhnya duta besar Nabi Muhammad SAW bernama Al-Harits bin Umair di tangan Shurahbil bin Amr al-Ghassani. Setelah terbunuhnya Al-Harith, Nabi mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Zaid bin Harith untuk menyerang tentara Romawi di Mu’tah.

Pasca perang, ternyata sejumlah suku Arab mulai memisahkan diri dari Qaishar Romawi dan bergabung dengan umat Islam. Menyadari hal tersebut, Romawi segera mengambil sikap sebelum umat Islam benar-benar menjadi tentara yang sangat kuat dan sulit dikalahkan.

Kekaisaran Romawi kemudian menyiapkan kekuatan besar untuk menghancurkan tentara Islam. Kabar rencana penyerangan tersebut ternyata sampai ke telinga umat Islam meski masih samar-samar.

Menyadari bahwa Roma merupakan kerajaan raksasa yang paling ditakuti pada masanya, membuat resah masyarakat muslim di Madinah. Khawatir jika tiba-tiba pasukan Romawi datang menyerang mereka dan menghancurkan Madinah.

Setelah memastikan bahwa Romawi akan menyerang, tentara Muslim berbaris menuju Tabuk dengan 30.000 tentara, 10.000 lebih sedikit dari tentara Romawi.

Saat itulah banyak umat Islam yang menerima sumbangan termasuk para sahabat Nabi sendiri seperti Abu Bakar As-Sidiq dan Umar bin Khatab. Sedangkan Nabi sendiri menitipkan keluarganya di Madinah kepada Ali bin Abi Thalib.

Ternyata pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad SAW meraih kemenangan meski tanpa pertumpahan darah. Bangsa Romawi menawarkan perdamaian dengan beberapa penghormatan dan tentara Muslim memperoleh kesuksesan, ketika suku-suku Arab, yang beberapa di antaranya mendukung Romawi, berbalik arah.

(membaca)


Exit mobile version