Site icon Pahami

Berita Suami Ditekan Mundur, Ibu Negara Korsel Minta Ketua Partai Digulingkan


Jakarta, Pahami.id

Ibu Negara KKorea Selatan serta istri Presiden Yoon Suk YeolKim Keon Hee disebut-sebut menyerukan agar ketua Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa, Han Dong Hoon, dicopot.

Wakil Sekretaris Jenderal Perencanaan Strategis PPP, Shin Ji Ho, mengatakan Kim menyampaikan instruksi kepada YouTuber Park yang pro-Yoon untuk memecat Han.


“Ada rumor yang beredar bahwa pada tanggal 9 Desember, ibu negara bertanya kepada YouTuber pro-Yoon dan berkata, ‘Han Dong Hoon harus ditangani,'” kata Shin saat wawancara dengan Channel A yang dikutip Waktu KoreaKamis (12/12).

Perintah ini diduga dibuat setelah Han dan Perdana Menteri Han Duck Soo sepakat untuk bekerja sama mengelola negara menyusul deklarasi darurat militer oleh Yoon pada 3 Desember.

Sejak deklarasi darurat militer sepihak oleh suaminya, Kim tidak terlihat di depan umum atau diberikan pernyataan resmi mengenai situasi di negara tersebut.

Dalam kesempatan itu, Shin juga mengatakan bahwa anggota Dewan Tinggi PPP Kim Min Jeon bertukar pesan dengan YouTuber tersebut terkait tindakan indisipliner terhadap pimpinan partai.

Menanggapi upaya kudeta tersebut, Shin marah karena kubu Yoon di PPP ingin menguasai partai.

Dia mengatakan orang-orang pro-Yoon ingin melemahkan Han.

“Ketika seluruh negara terkejut dan marah dengan deklarasi darurat militer yang tidak konstitusional dan ilegal, mereka fokus pada pemecatan Han Dong Hoon dan mengambil kendali partai,” katanya.

Yoon, lanjut Shin, membenarkan darurat militer sebagai cara untuk menghilangkan kekuatan anti-negara.

“Dan karena dia memerintahkan penangkapan Han Dong-hoon, dia jelas melihat Han sebagai sebuah kekuatan,” katanya.

Lebih lanjut, Shin mengatakan kubu Yoon bermaksud membubarkan pimpinan partai dengan menekan empat anggota Dewan Tertinggi di bawah Han untuk mengundurkan diri.

Namun, kami tidak mudah dikalahkan, katanya.

Shin juga mengatakan dia tidak akan pergi jika partainya akhirnya berganti kepemimpinan.

Korea Selatan mengalami peristiwa politik paling dramatis setelah Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember.

Namun, status ini hanya bertahan enam jam ketika parlemen mengeluarkan resolusi yang menolak darurat militer.

Meski sudah usai, kemarahan masyarakat Korea Selatan tak kunjung reda dan mereka meminta Yoon mundur. Pihak oposisi di parlemen juga mengajukan mosi pemakzulan kedua setelah sebelumnya gagal memakzulkan presiden.

(isa/rds)



Exit mobile version