Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam Presiden Rusia VladimirPutin Bahwa Washington akan memasok rudal Tomahawk ke Ukraina jika Moskow masih menolak menerima perdamaian.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di pesawat Presiden AS, Angkatan Udara, Trump tidak menutup kemungkinan untuk memasok rudal pintar ini jika Perang Rusia vs Ukraina tidak bisa diselesaikan.
“Saya mungkin berbicara dengannya, saya mungkin berkata: ‘Dengar, jika perang ini tidak berakhir, saya akan mengirimkan rudal Tomahawk,” kata Trump saat berangkat ke Mesir.
Trump mengakui bahwa pengiriman Tomahawk ke Ukraina adalah sebuah “langkah agresif baru”. Ia menilai Rusia tidak ingin Tomahawk diluncurkan di negaranya.
Sementara itu, Putin mengaku tidak takut dengan rudal Tomahawk. Sebaliknya, ia memperingatkan bahwa peningkatan perang dengan Ukraina akan meningkat ke “tingkat baru” jika sebuah rudal dikirim ke KYIV.
“Hal ini juga akan mempengaruhi hubungan Rusia dan Amerika Serikat,” kata Putin, seperti dikutip dari AFP.
Lalu bagaimana spesifikasi Tomahawk?
Rudal Tomahawk merupakan rudal jelajah dengan jarak maksimum 2.500 kilometer dan kecepatan 885 kilometer/jam.
Tomahawk mampu membawa bahan peledak konvensional seberat 500 pon dan bahan peledak nuklir. Rudal biasanya diluncurkan dari kapal perang atau kapal selam.
Menurut lembar fakta Angkatan Laut AS, rudal jenis ini juga terbang dengan kecepatan subsonik pada rute non-linier yang mampu mengalahkan sistem pertahanan udara musuh.
AS mengklaim Tomahawk sangat akurat karena dipandu oleh GPS. Sebagai rudal pintar, jenis ini juga dapat mengubah target atau arah setelah diluncurkan sesuai kebutuhan karena menggunakan sistem GPS.
AS mengklaim rudal Tomahawk dapat memberikan informasi kerusakan di lokasi perang kepada pusat ketertiban.
Amerika Serikat pertama kali menggunakan Tomahawk dalam Operasi Badai Gurun melawan tim diktator Irak Saddam Hussein pada tahun 1991. Sejak itu, alutsista ini menjadi salah satu yang diandalkan AS dalam beberapa perang lainnya.
Pada tahun 1993, Washington juga menggunakan rudal Tomahawk untuk menyerang situs nuklir Zafraniyah Irak di dekat ibu kota Bagdad. Serangan itu dilakukan sebagai respons atas penolakan Irak untuk menerima inspeksi senjata nuklir PBB.
Rudal Tomahawk juga menjadi bagian utama AS saat menyerang Irak pada tahun 2003.
Rudal Tomahawk dikatakan memiliki tingkat kerusakan yang sangat besar. Hal ini terlihat pada peristiwa Maret 2011 ketika militer AS melancarkan operasi Odyssey Dawn di Libya dengan mengerahkan USS Florida yang meluncurkan hampir 100 tomahawk terhadap beberapa sasaran di negara tersebut.
AS juga menggunakan rudal Tomahawk untuk melancarkan perang melawan kelompok teroris ISIS di Irak dan Suriah pada tahun 2016.
(BLQ/RDS)