Site icon Pahami

Berita Slovenia Akui Palestina Merdeka usai 6 Jam Debat Kusir di Parlemen


Jakarta, Pahami.id

Slovenia diakui secara resmi Palestina negara merdeka setelah parlemen mengeluarkan keputusan mengenai hal tersebut pada Selasa (4/6).

Slovenia menjadi negara Eropa terbaru yang mengakui kemerdekaan Palestina sebagai respons terhadap agresi brutal Israel yang semakin meningkat di Jalur Gaza.


Sebanyak 52 dari total 90 anggota parlemen mendukung keputusan pengakuan negara Palestina yang disponsori pemerintah.

Pemungutan suara atas keputusan ini berlangsung selama enam jam yang kacau dan intens.

“Pengakuan hari ini terhadap Palestina sebagai negara berdaulat dan merdeka memberikan harapan bagi rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza,” tulis Perdana Menteri Slovenia Robert Golob dalam postingan di X setelah pemungutan suara berakhir.

Bendera Palestina juga terlihat berkibar di depan gedung parlemen Slovenia setelah pemungutan suara usai.

Dengan dekrit tersebut, Slovenia mengakui negara Palestina di wilayah yang ditentukan oleh resolusi PBB tahun 1967 atau berdasarkan perjanjian perdamaian di masa depan yang dicapai oleh kedua belah pihak.

Hampir 60 persen warga Slovenia mendukung pengakuan negara Palestina, sementara 20 persen menentangnya, menurut jajak pendapat yang dilakukan harian Dnevik pada bulan April terhadap 600 orang.

Sementara itu, dikutip AFP, pihak oposisi memboikot pemungutan suara tersebut. Hanya satu anggota oposisi pemerintah di parlemen yang abstain dalam pemungutan suara.

Partai oposisi konservatif, Partai Demokrat Slovenia (SDS) yang dipimpin oleh mantan PM Janez Jansa, awal pekan ini mengajukan proposal untuk memprotes langkah pemerintah.

SDS berpendapat bahwa Slovenia harus tetap menjadi bagian dari mayoritas negara Uni Eropa yang menganggap saat ini bukanlah saat yang tepat untuk mengambil tindakan tersebut.

“Pengakuan pemerintah menyebabkan kerusakan jangka panjang di Slovenia dengan mendukung organisasi teroris Hamas,” kata SDS.

Keesokan harinya, 52 anggota parlemen menolak mosi oposisi untuk mengadakan referendum mengenai masalah tersebut.

Ketua Parlemen Urska Klakocar Zupancic mengatakan pihak oposisi telah “menyalahgunakan mekanisme referendum”.

Keputusan Slovenia tentu akan membuat Israel semakin marah dan terkutuk.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz berharap anggota parlemen Slovenia menolak mengakui negara Palestina.

Katz menilai pengakuan negara Palestina hanyalah “hadiah” bagi Hamas.

Sebab, sebelum Slovenia, 3 negara Eropa yakni Spanyol, Irlandia, dan Norwegia sudah lebih dulu mengakui negara Palestina pada pekan lalu.

Langkah ini menjadikan total 145 dari 193 negara anggota PBB yang mengakui Palestina.

(rds)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version