Site icon Pahami

Berita Sistem Komunikasi Gaza Nyaris Mati Total Akibat Krisis Bahan Bakar

Jakarta, Pahami.id

Sistem komunikasi internal Semenanjung Gaza diperkirakan akan terputus dalam beberapa jam ke depan, akibat ditutupnya pusat data dan peralatan milik perusahaan telekomunikasi Palestina Palet.

Paltel mengakui bahwa perusahaannya saat ini tidak memiliki cukup bahan bakar untuk menjalankan peralatan penting, setelah Israel melarang impor bahan bakar apa pun ke Jalur Gaza.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch telah memperingatkan bahwa pemadaman listrik akan membahayakan kehidupan warga Palestina di Gaza dan meminta Israel untuk mengizinkan bahan bakar masuk.

“Penutupan atau pembatasan akses internet yang disengaja dan disengaja melanggar banyak hak dan dapat menimbulkan konsekuensi mematikan selama krisis,” kata peneliti senior HRW Deborah Brown seperti dikutip. Al Jazeera.

Dia menambahkan, “Pemadaman listrik yang berkepanjangan dan meluas, seperti yang terjadi di Gaza, dapat menutupi kekejaman dan menciptakan impunitas, sekaligus semakin melemahkan upaya kemanusiaan dan membahayakan nyawa.”

Pada Rabu (15/11) sore, situasi di Jalur Gaza masih bergejolak. Israel dilaporkan mengebom sebuah masjid di lingkungan al-Sabrah Gaza.

Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan sekitar 50 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan Israel terhadap sebuah masjid di Jalur Gaza tengah.

Selain itu, pada malam yang sama, pasukan Israel juga masuk dan menggeledah Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, setelah menuduh milisi Hamas menggunakan fasilitas medis tersebut sebagai pusat komando.

Ketika rumah sakit diserbu, beberapa tank Israel meluncur ke kompleks Rumah Sakit Al Shifa yang luas. Ada juga tentara yang memasuki unit darurat utama dan bangsal lainnya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga menggerebek ruang bawah tanah, departemen bedah khusus dan ruang bersalin.

Hamas dengan keras menyangkal bahwa mereka bermarkas di Rumah Sakit Al Shifa. Hamas menyebut pernyataan AS merupakan “lampu hijau” bagi Israel untuk membunuh warga sipil secara massal.

Bahkan, kelompok milisi Palestina meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komite internasional untuk memeriksa seluruh rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk Rumah Sakit Al Shifa, untuk membuktikan klaim Israel.

(dna/bac)

Exit mobile version