Pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden kembali menjadi sorotan setelah surat lamanya viral di media sosial, di tengah semakin brutalnya agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Surat Bin Laden berjudul “Surat untuk Amerika”, ditulis 21 tahun lalu, setahun setelah serangan pesawat 9/11 yang menghantam gedung World Trade Center (WTC) di New York dan menewaskan ribuan orang.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Dalam surat tersebut, bin Laden membela serangan yang didalanginya dengan mengatakan bahwa warga AS telah menjadi “budak” Yahudi yang menurutnya mengendalikan perekonomian dan media negara, seperti dilansir New York Times.
Dia mengatakan pembayar pajak Amerika terlibat dalam merugikan umat Islam di Timur Tengah, termasuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina. Dia juga mengatakan bahwa pembentukan Israel adalah salah satu kejahatan dan kejahatan terbesar yang harus diberantas.
“Gagasan bahwa orang-orang Yahudi memiliki hak historis atas Palestina seperti yang dijanjikan dalam Taurat adalah salah satu rekayasa yang paling keliru,” demikian bunyi bagian dalam surat Bin Laden, dikutip. Zaman Israel.
Siapa Osama bin Laden?
Osama bin Laden adalah pemimpin dan pendiri Al Qaeda, sebuah organisasi yang dicap sebagai kelompok teroris. Bin Laden masuk dalam daftar 10 buronan paling dicari FBI sejak 1999.
mengutip CNN, AS gencar memburu Osama bin Laden sejak peristiwa 11 September 2001 saat pesawatnya menabrak gedung WTC di New York. Osama diyakini sebagai dalang serangan tersebut.
Badan intelijen dan penegakan hukum AS telah lama menyelidiki Osama Laden atas beberapa serangan dan percobaan serangan di AS sejak awal tahun 1990an. Ini termasuk plot bom yang menargetkan bandara di Los Angeles, serangan terhadap USS Cole pada tahun 2000 ketika kapal tersebut berada di pelabuhan Aden, Yaman, serta pemboman kedutaan besar AS di Tanzania dan Kenya pada tahun 1998.
[Gambas:Video CNN]
Meski jarang mengakui perannya secara terbuka, bin Laden secara terbuka merayakan serangan tersebut.
Dalam video yang dirilis pada tanggal 7 Oktober 2001, ia mengatakan bahwa “bangunan terbesar Amerika telah hancur. Syukurlah. Ada Amerika, penuh ketakutan dari utara ke selatan, dari barat ke timur. Terima kasih Tuhan untuk itu.”
|
Bersambung di halaman berikutnya…