Jakarta, Pahami.id —
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengangkat Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky sebagai Panglima yang baru.
Penunjukan Syrsky terjadi setelah Zelensky merombak jajaran petinggi militer Ukraina, menyusul spekulasi adanya keretakan antara Zelensky dan panglima militer sebelumnya, Jenderal Valeriy Zeluzhnyi.
“Mulai hari ini tim manajemen baru akan mengambil alih kepemimpinan Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Zelensky Reuters pada Jumat (9/2).
Syrsky berperan penting dalam membawa kemenangan bagi Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia sejak Februari 2022.
Syrsky juga menjadi kunci di balik kuatnya kubu militer Ukraina di Kyiv, yang hingga saat ini masih belum bisa ditaklukkan oleh Rusia.
Pada tahun 2014, Syrsky juga menjadi komandan pasukan Ukraina yang berperang melawan kelompok pemberontak yang didukung Rusia di wilayah Donetsk.
Jenderal kelahiran Uni Soviet pada tahun 1965 ini memulai karir militernya di akademi Tentara Merah di Moskow.
Pada tahun 1980, Syrsky dikirim ke Ukraina, yang saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Namun, ketika Uni Soviet pecah, Syrsky memilih tinggal di Ukraina dan belajar di Universitas Pertahanan Nasional di Kyiv.
Setelah lulus, Syrsky bergabung dengan tentara Ukraina yang merdeka.
Pada tahun 2019, Syrsky menjadi komandan Angkatan Darat Ukraina.
Sejak invasi Rusia terjadi pada tahun 2022, Syrsky telah memimpin strategi perang Ukraina.
Pada awal invasi Rusia, Syrsky dijuluki “Pahlawan Ukraina” karena keberhasilannya mempertahankan Kyiv dari serangan Moskow.
Pada Juli 2022, Syrsky memimpin operasi perlawanan yang menyebabkan pasukan Rusia mundur dari Kharkiv dan merebut beberapa wilayah yang sebelumnya diduduki Moskow.
Dikutip Al Jazeera, dua bulan kemudian, Syrsky dipuji karena mengorganisir serangan balasan di wilayah Kharkiv, yang merupakan kemenangan paling signifikan Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Kemajuan tersebut memungkinkan Kyiv merebut kembali kota Kupiansk dan Izyum dari Rusia.
Syrsky juga memimpin operasi Bakhmut dalam pertempuran terpanjang dan paling berdarah yang pernah dihadapi Ukraina sejak invasi Rusia.
Jenderal itu dikritik karena tingginya kerugian yang diderita tentara Ukraina.
Beberapa analis militer percaya bahwa taktik medan perangnya mencerminkan pelatihan hierarki Soviet.
Namun keberhasilannya memimpin pasukan di garis depan perang membuat Syrsky mendapat dukungan dari militer Ukraina.
(rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);