Jakarta, Pahami.id —
Kelompok perlawanan Hamas menyatakan kesiapan untuk perang terbuka untuk merebut Yerusalem setelah pemimpin mereka Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran, Iran, Rabu (31/7).
Juru bicara senior Hamas Sami Abu Zuhri menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai “eskalasi serius” yang tidak akan mencapai tujuannya, katanya. Al Jazeera.
Zuhri juga mengatakan Hamas akan melancarkan “perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem.”
Yerusalem sekarang diduduki oleh Israel. Mereka bahkan membangun gedung pemerintahan di kawasan itu.
Juru bicara senior itu juga mengatakan bahwa Hamas bersedia membayar berapa pun harganya untuk merebut Yerusalem.
Hamas dalam pernyataan resminya menuduh Israel membunuh Haniyeh.
Rencana perang terbuka muncul setelah Haniyeh terbunuh di rumahnya di Teheran, Iran. Dia melakukan perjalanan ke negara itu untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Haniyeh adalah sosok yang memimpin operasi politik Hamas di Qatar.
Hamas menjadi fokus setelah melancarkan serangan mendadak ke Israel pada Oktober 2023.
Israel kemudian membalasnya dengan melancarkan invasi besar-besaran ke Jalur Gaza. Akibat operasi mereka, lebih dari 39.000 orang tewas.
(isa/bac)