Site icon Pahami

Berita Siap Perang, Kim Jong Un Tegaskan Tak Sudi Lagi Dialog dengan Korsel


Jakarta, Pahami.id

Ketua Korea Utara Kim Jong Un bersikeras bahwa dia tidak ingin lagi mengadakan dialog dengan negara tetangga Korea Selatan.

Dalam pernyataan resmi yang dimuat kantor berita Korea Utara, KCNA, Jong-un juga menutup kemungkinan pembahasan reunifikasi Korea Utara dan Selatan.


“Ini agar kita menyadari kenyataan dan menjalin hubungan kita dengan Korea Selatan,” kata Jong-un dalam pidatonya, seperti dilansir CNNMinggu (31/12).

Jong-un mengatakan bahwa situasi saat ini antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah “hubungan antara dua negara yang bermusuhan dan dua pihak yang siap berperang.”

“Saya yakin kita tidak perlu lagi berurusan dengan orang-orang yang menyebut kita sebagai ‘musuh utama’ dan hanya mencari peluang untuk ‘menurunkan rezim’. [kita],” kata Jong Un.

“Serta gagasan ‘unifikasi melalui penyerapan’ dengan bekerja sama untuk perdamaian dan unifikasi,” tambah Jong-un sambil tetap menutup pintu kompromi dengan Korea Selatan.

Selain itu, Jong-un juga memastikan Pyongyang tidak segan-segan mengambil tindakan serius jika aliansi Seoul dan Washington berusaha menentang aktivitas militer Korea Utara.

Korea Utara dan Selatan telah dipisahkan sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953 melalui perjanjian gencatan senjata. Meski secara teknis masih berperang, kedua pemerintahan sudah lama membahas gagasan reunifikasi.

Ketegangan kedua negara ini mengalami pasang surut selama beberapa dekade terakhir.

Namun, belakangan ini ketegangan meningkat setelah Jong-un menegaskan akan terus mengembangkan program senjata nuklir dan mengabaikan aturan internasional.

KCNA melaporkan pada Minggu (31/12) waktu setempat bahwa Korea Utara berencana memperkuat program nuklirnya dengan tiga satelit mata-mata tambahan pada Januari 2024.

Berdasarkan pengalaman sukses peluncuran dan pengoperasian satelit mata-mata pertama pada tahun 2023, tugas peluncuran tiga satelit mata-mata tambahan pada tahun 2024 diumumkan untuk mendorong pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa, demikian bunyi pernyataan tersebut, dilansir melalui CNN.

Dalam pidato yang sama, Jong-un juga mengatakan bahwa perang di semenanjung Korea bisa “pecah kapan saja”. Ia memerintahkan pasukannya untuk bersiap menghadapi perang di semenanjung Korea.

“[Ini adalah] “Suatu kondisi yang harus diterima bahwa perang bisa pecah kapan saja di semenanjung Korea akibat gerakan nekat musuh yang ingin menyerang kita,” kata Kim.

Kim mengatakan hal tersebut setelah baru-baru ini terus mendesak militernya untuk segera meningkatkan program nuklirnya. Pada pertemuan partai tersebut, beberapa rencana pengembangan militer lebih lanjut disepakati untuk tahun 2024.

Beberapa di antaranya adalah tentang peluncuran tiga satelit mata-mata, pembuatan pesawat tak berawak, pengembangan kemampuan peperangan elektronik, serta penguatan kekuatan nuklir dan rudal.

Laporan dari AFPDalam pertemuan tersebut, Kim juga menuduh Amerika Serikat melancarkan “berbagai jenis ancaman militer” di wilayahnya dan memerintahkan angkatan bersenjata Korea Utara untuk mempertahankan “kemampuan respons perang yang luar biasa.”

Pada awal Desember 2023, AS mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan dan menerbangkan pesawat pengebom jarak jauh dalam latihan militer dengan Korea Selatan dan Jepang.

Sejak awal, Korea Utara menyebut penempatan senjata strategis seperti pesawat pengebom B-52 dalam latihan militer gabungan AS-Jepang-Korea Selatan sebagai “langkah provokatif yang disengaja menuju perang nuklir.”

Lebih lanjut, dalam kesempatan itu, Kim juga menegaskan dirinya tidak lagi berdamai dan bersatu dengan Korea Selatan. Dia menegaskan kembali bahwa “situasi krisis yang tidak terkendali” telah dipicu oleh Seoul dan Washington.

Hubungan antara Korea Utara dan Selatan mencapai titik terendah sepanjang masa tahun ini, menyusul peluncuran satelit mata-mata Pyongyang pada bulan November lalu.

Peluncuran tersebut membuat marah Seoul dan memutuskan untuk menangguhkan sebagian dari perjanjian militer tahun 2018 antara kedua Korea yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan.

Pyongyang yang tidak menerimanya langsung membatalkan perjanjian tersebut. Korea Utara juga bersumpah tidak ingin lagi menandatangani perjanjian dengan Korea Selatan.

(jauh/belakang)

[Gambas:Video CNN]

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version