Jakarta, Pahami.id –
Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (Brin) Laporkan simulasi pemangkasan anggaran Mereka untuk 2025 hingga Rp2.074 triliun dari total plafon anggaran yang mereka terima pada tahun 2025 adalah Rp5,8 triliun.
Efisiensi dilakukan mengikuti Petunjuk Presiden Nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi pengeluaran dalam implementasi APBN dan APBD TA 2025. Laporan tersebut diajukan pada pertemuan kerja dengan Dewan Perwakilan X pada hari Rabu (5/2) .
Dalam laporan yang diperoleh Pahami.id, Brin menyarankan 16 item proposal efisiensi dari alat tulis kantor, kegiatan upacara, seminar, perjalanan resmi, ke infrastruktur.
Rencana efisiensi terbesar akan dijalankan pada alat tulis kantor yang mencapai 90 persen. Lalu ada 75,9 persen cetakan dan hadiah, membangun sewa hingga 73,3 persen transportasi, 56,9 persen kegiatan upacara, dan 51,5 persen dari studi dan analisis.
Brin berencana untuk menghilangkan beberapa kegiatan dan program setelah efisiensi. Mereka juga memastikan bahwa tidak ada perkiraan penelitian untuk program ASTA CITA.
“Tidak ada alokasi anggaran dalam organisasi penelitian untuk dukungan penelitian untuk program ASTA CITA”.
Brin juga memastikan bahwa tidak ada anggaran perjalanan resmi di rumah atau di luar negeri. Realokasi juga menghilangkan implementasi survei nasional, menghilangkan anggaran pemulihan laboratorium, menghentikan langganan data citra satelit, untuk memastikan tidak ada pembelian peralatan penelitian.
Bahkan, dalam laporannya, Brin juga akan menghilangkan gaji ke -13 dan ke -14 untuk karyawan.
“Mengurangi alokasi pengeluaran karyawan dengan menghilangkan komponen dan kinerja ke 13 dan 14,” kata titik efisiensi yang diusulkan.
Pada pertemuan kerja bersama DPR, Brin mempresentasikan tiga simulasi pemotongan anggaran, yaitu Rp2.074 t, Rp320.813 miliar, dan RP 729,376 miliar.
Salah satu sumber CNNindonesia.com di Brin, yang juga seorang peneliti, mengatakan bahwa rencana efisiensi anggaran, termasuk menghilangkan dana penelitian ini, membuat peneliti kerugian.
“Memotong dana penelitian, terutama membatasi staf untuk penelitian lapangan, pembatasan/dasi biaya material, serta pemotongan dana lainnya.
Dia mengatakan pengurangan dana penelitian tidak disertai dengan penurunan beban kinerja. Faktanya, katanya, ada peningkatan beban kinerja untuk membuatnya memanfaatkan.
(THR/SFR)