Site icon Pahami

Berita Setahun Pemerintahan, Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paparkan Pencapaian

Berita Setahun Pemerintahan, Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paparkan Pencapaian


Jakarta, Pahami.id

Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan menggelar sidang kabinet paripurna pada hari ini, Senin (20/10), tepat satu tahun sejak pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia.

Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya mengatakan dalam sidang kabinet paripurna hari ini, Prabowo akan menjelaskan beberapa capaian yang diraih, serta program prioritas yang telah diwujudkan.

“Kalau begitu besok [red: hari ini] Nanti ada sidang kabinet paripurna, lalu Presiden akan menjelaskan apa yang sudah kita capai, apa yang sudah dicapai pemerintah, dan apa yang dirasakan masyarakat, kata Sekretaris Kabinet Teddy usai meninjau Sekolah Menengah Atas (SRMA) 33 Kota Tangangang Selatan (TANGSEL), Program Banten, Minggu (19/10).


Teddy mengklaim banyak program dan kebijakan pemerintah yang dirasakan masyarakat di tahun terakhir kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Ia juga meyakini program dan kebijakan tersebut mengarah ke arah yang lebih baik, sejalan dengan harapan dan ambisi Presiden.

“Ke depan kita semua berharap sesuai cita-cita Presiden, kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali,” kata Teddy.

Sidang Kabinet Paripurna terakhir digelar Presiden Prabowo bersama para Menteri Kabinet Merah Putih pada 31 Agustus 2025.

Saat itu, Presiden Prabowo menggelar sidang kabinet paripurna usai mengumpulkan para ketua umum partai politik di Istana Merdeka, menyusul aksi unjuk rasa yang berujung ricuh dan terbunuhnya tukang ojek online.

Masa jabatan satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran berakhir hari ini, Senin, 20 Oktober 2025.

Kajian Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) menyebutkan, selama setahun pemerintahan Prabowo-Gibran tidak memenuhi harapan masyarakat.

Celios memberi peringkat kinerja Kabinet pada peringkat 3 dari 10, turun dari survei 100 hari pertama sebelumnya yang berada pada peringkat 5.

Direktur Kebijakan Fiskal Media Celios Wahyu Askar menjelaskan, devaluasi tersebut mencerminkan lemahnya koordinasi antar lembaga, komunikasi publik yang tidak konsisten, dan lambatnya realisasi beberapa program prioritas.

“Pak Prabowo Subianto mendapat nilai 3 dari 10, sedangkan Gibran mendapat nilai 2 dari 10. Sepanjang setahun terakhir, banyak kebijakan yang tidak menunjukkan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya dalam laporan kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran secara online, Minggu (19/10).

Survei terhadap 1.338 responden di 34 provinsi juga menyoroti sepuluh pejabat dengan kinerja terburuk yang direkomendasikan untuk dirombak. Nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Kepala Badan Pangan Nasional (BGN) Dadan Hindayana termasuk di dalamnya, serta Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Sementara itu, Peneliti Hukum Celios Muhammad Saleh mengatakan mayoritas masyarakat menilai program pemerintah tidak membawa perubahan nyata. Berdasarkan hasil survei, 45 persen responden menyatakan kondisi perekonomian rumah tangganya tidak berubah, 27 persen merasa lebih buruk, dan hanya 28 persen yang merasa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja penegakan hukum juga mendapat sorotan tajam, dengan 75 persen responden menilai kinerjanya masih buruk, dan 91 persen menilai komunikasi kebijakan pemerintah kurang memadai.

(ryn/dis/del/gil)


Exit mobile version