Site icon Pahami

Berita Sengketa Tiga Pulau Picu Ketegangan Warga Usai Diklaim Raja Ampat

Berita Sengketa Tiga Pulau Picu Ketegangan Warga Usai Diklaim Raja Ampat


Jakarta, Pahami.id

Tiga perselisihan pulau di pusat Halmehera Regency (Halteng), Maluku Utara, pulau Sain, Piyai, dan Kiyas memicu ketegangan populasi setelah diminta untuk memasuki Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) masih mengeksplorasi masalah ini.

“Saya terus tidak dapat memperbarui atau melaporkan konflik ketiga pulau itu, tetapi kemudian kami akan mengeksplorasi,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Way of Arya Sugiarto, setelah menghadiri perencanaan dan perencanaan perencanaan APBD 2025.


Jalan Arya mengatakan partainya belum menerima laporan resmi tentang masalah ini. Namun, ia memastikan bahwa Kementerian Urusan Utama akan segera dibangkitkan.

Dilaporkan Di antaraPerselisihan ini memicu ketegangan dalam masyarakat. Penduduk Kampung Umialal, Distrik Pulau Gebe, Halmahera Tengah, mengambil aksi pembakaran lima rumah di Pulau Sains pada hari Sabtu (9/20). Rumah -rumah itu dikenal sebagai fasilitas yang dibangun oleh Kabupaten Raja Raja Ampat.

Menurut Gubernur Utara, Sherly Tjoanda, ia bersikeras bahwa partainya akan segera membawa masalah ini ke tingkat pusat. Dia berencana untuk menampung pemirsa dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan membangun komunikasi dengan pemerintah daerah Papua Barat Daya.

“Saya akan berkomunikasi dengan Gubernur Papua Barat Daya, termasuk tuan -tuan Raja Ampat dan Halmahera Tenun,” kata Sherly di Pernate.

Menurutnya, langkah itu penting untuk mengurangi peningkatan dalam masyarakat. Dia berharap orang -orang dari kedua wilayah dapat menahan diri sehingga masalahnya tidak akan tersebar luas.

“Kami tidak ingin kekacauan menjadi lebih besar, jadi meminta orang dari kedua belah pihak untuk tetap tenang,” kata Sherly.

Dikenal, Kepulauan Sains, Piyai, dan Kiya terletak di wilayah perbatasan antara daerah Maluku Utara dan Papua Barat Daya. Perselisihan batas ini merupakan masalah serius, mengingat potensi konflik sosial yang dapat terjadi di lapangan.

(Antara/gil)


Exit mobile version