Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry tiba di Puerto Rico setelah hilang saat negara sedang kacau karena geng.
Pemerintah Puerto Rico mengonfirmasi Henry mendarat di San Juan pada Selasa (5/3).
Kedatangan PM Haiti di negara Karibia itu terjadi setelah pemerintah Republik Dominika menolak pendaratan Henry.
Seorang pejabat di kantor PM Haiti, Jean Tholbert Alexis, mengatakan keputusan tersebut merupakan “kesalahan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya”, seperti dikutip dari Reuters.
Haiti berada dalam kekacauan setelah pemimpin gangster Barbeque, Jimm Cherizier, menyerukan kelompok bersenjata untuk mengambil segala tindakan untuk menggulingkan Henry.
Gangster tersebut juga bentrok dengan aparat keamanan.
Mereka juga menyerang dua penjara di Haiti. Tindakan ini menyebabkan sekitar 4.000 tahanan melarikan diri.
Tak lama setelah penggerebekan, pihak berwenang Haiti mengumumkan keadaan darurat 72 jam dan menerapkan jam malam.
Jam malam berlaku mulai pukul 18.00 hingga 05.00 waktu setempat.
Serangan preman terjadi setelah ribuan orang turun ke jalan menuntut pengunduran diri Henry karena menolak mengadakan pemilu.
Berdasarkan perjanjian politik setelah Presiden Jovenel Moise terbunuh pada tahun 2021, Haiti seharusnya mengadakan pemilihan umum tahun ini.
Setelah itu, Henry menyerahkan kekuasaan kepada pejabat terpilih pada 7 Februari. Namun hingga saat ini belum ada pemilu atau penyerahan kekuasaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, geng kriminal bersenjata telah menguasai seluruh wilayah di Haiti dan melancarkan kekerasan brutal.
(isa/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);