Site icon Pahami

Berita Selama Ini Tak Masuk PAD


Jakarta, Pahami.id

Jasa Lingkungan DKI Jakarta akan mengenakan retribusi untuk layanan kebersihan mulai 1 Januari 2025, saat ini berupa donasi sampah dari masyarakat tidak termasuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Bagian Humas DKI Jakarta, Yogi Ikhwan DLH DKI menyatakan, masyarakat selama ini membayar pungutan sampah komunal ke RT/RW.

“Itu sumbangan sampah komunal ke RT/RW. Itu PAD selama ini,” kata Yogi saat dihubungi, Jumat (25/10).


Oleh karena itu, kata Yogi, apabila Dinas Lingkungan Hidup mengenakan retribusi jasa kebersihan mulai 1 Januari 2025, maka itu menjadi bagian dari PAD DKI.

Sebelumnya, Asep mengatakan, retribusi akan dikenakan terhadap tempat tinggal dan kegiatan usaha, dengan pembagian tarif yang adil berdasarkan listrik yang terpasang di masing-masing tempat.

Ada tiga kategori perumahan yang diatur dalam kebijakan ini, yakni masyarakat miskin daya listrik 450 hingga 900 VA dikenakan tarif retribusi sebesar Rp0 per unit/bulan, kelas bawah daya listrik 1.300 hingga 2.200 VA dikenakan tarif retribusi. sebesar Rp10.000 per unit/bulan, golongan menengah dikenakan tarif 3.500 VA sampai dengan 5.500 VA dikenakan tarif retribusi sebesar Rp30.000 per unit/bulan.

“Masyarakat atas yang memiliki daya listrik 6.600 VA ke atas dikenakan tarif retribusi sebesar Rp77.000 per unit/bulan. Selain itu, kegiatan usaha juga dikenakan retribusi berdasarkan skala fasilitas, kecil hingga besar dan besarnya listrik yang terpakai,” kata Asep dalam keterangan tertulis, Jumat (25/10).

Namun, dia menjelaskan, kebijakan tersebut dikecualikan bagi rumah tinggal yang aktif mengorganisir sampah dari sumber dan/atau menjadi anggota Bank Sampah.

Ia menegaskan, rumah yang konsisten mengelola sampah dan/atau menjadi anggota aktif Bank Sampah tidak akan dikenakan tindakan pembalasan.

“Masyarakat yang memilah sampah dari rumahnya atau menjadi bagian Bank Sampah akan dibebaskan dari kewajiban membayar retribusi, tentunya setelah dilakukan verifikasi oleh Dinas Lingkungan Hidup,” kata Asep.

Asep mengatakan, pembebasan retribusi ini merupakan insentif untuk mendorong warga Jakarta agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.

(yoa/anak-anak)


Exit mobile version