Site icon Pahami

Berita Sekjen DPR Bantah Gaji Anggota Dewan Naik Jadi Rp100 Juta per Bulan

Berita Sekjen DPR Bantah Gaji Anggota Dewan Naik Jadi Rp100 Juta per Bulan


Jakarta, Pahami.id

Sekretaris DPR -Jenderal (Sekretaris -Jenderal) Indra Iskandar menyangkal masalah yang mengatakan di sana mengangkat Anggota DPR hingga RP100 juta.

Indra tidak menyangkal angkanya. Itu saja, jumlahnya bukan dari gaji tetapi dari tunjangan rumah.

“Itu salah jika gajinya adalah Rp100 juta.


Indra menjelaskan bahwa gaji anggota DPR masih diatur dalam jumlah umum Sekretariat DPR RI.

Di dalamnya, gaji anggota dan pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat berada dalam RP4-5 juta sebulan. Namun, pengembalian anggota anggota DPR dan pemimpin dapat lebih dari RP100 juta jika dihitung dengan tunjangan lain, termasuk rumah.

Mengacu pada perintah presiden nomor 65 tahun 2001, komponen anggota anggota DPR dimulai dengan tunjangan pekerjaan dan kehormatan mencapai RP. 15 juta, tunjangan bekerja sekitar Rp20 juta, transportasi, ke asuransi. Pada tahun 2024, DPR tidak lagi menerima tunjangan rumah. Sebaliknya, mereka mendapatkan tunjangan sekitar Rp50 juta sebulan.

“Ya, di luar tunjangan perumahan, itu tidak sampai setengah (RP 100 juta),” kata Indra.

Ini disampaikan oleh Indra yang menanggapi pernyataan Komisi I, TB Hasanuddin yang mengatakan bahwa anggota DPR dapat menerima hingga Rp100 juta. Namun, Hasanuddin mengatakan jumlahnya adalah laba bersih atau Bayar pulang.

Hasanuddin mengatakan jumlahnya telah meningkat dari waktu sebelumnya karena anggota DPR tidak lagi menjadi tempat tinggal resmi. Menurutnya, fasilitas rumah digantikan oleh tunjangan sekitar Rp50 juta.

“Itu benar, aku tidak bisa mendapatkan rumah. Aku punya rumah untuk menambahkan Rp50 juta. Jadi bawa pulang lebih dari RP. [juta]Jadi apa, “kata Hasanuddin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/8).

Hasanuddin mengakui bahwa jumlahnya lebih dari cukup. Jadi, jika dibagi setiap hari, setiap anggota DPR dapat mengatasi RP. 3 juta.

“Bayangkan jika itu dibagi dengan Rp 3 juta, bayangkan jika dengan, maaf, dengan seorang jurnalis hari apa? Ya, saya berterima kasih kepada saya, untuk saya, betapa bersyukurnya,” kata Hasanuddin.

Ini juga disampaikan oleh Hasan yang menanggapi pernyataan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat II dari partai Golkar, Zulfikar Ass Sadikin yang mengatakan bahwa politisi sulit untuk mendapatkan uang halal. Keledai itu mengakui bahwa dia tidak selalu jujur dengan keluarganya tentang asal usul uang yang didapatnya. Namun, ia terus mencoba untuk selalu mendapatkannya dari cara yang sah.

Namun dia mengatakan bahwa korupsi bukan hanya untuk politisi. Menurutnya, perilaku korupsi terjadi di hampir semua sektor kehidupan. Dia mengakui bahwa dia telah belajar banyak sejak menjadi aktivis organisasi pada waktunya sebagai mahasiswa.

“Biarkan saja masuk dalam organisasi, dalam keluarga, saya tidak sejujurnya tentang uang itu. Dari mana bisa, yang penting adalah bahwa istri dan anak -anak dipenuhi.

(Thr/gil)



Exit mobile version