Site icon Pahami

Berita Sejumlah Siswa SMP Colomadu Karanganyar Jateng Diduga Keracunan MBG

Berita Sejumlah Siswa SMP Colomadu Karanganyar Jateng Diduga Keracunan MBG


Jakarta, Pahami.id

Beberapa pelajar di Jalan 1 Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terpaksa dilarikan ke Puskesmas setelah diduga mengalami gejala keracunan makanan usai menyantap menu gizi gratis (MBG), Senin (13/10),

Memilih dari Detik Di Puskesmas Colomadu 1, sebagian pelajar masih menjalani perawatan.


Beberapa siswa telah diundang oleh keluarganya dan diperbolehkan pulang. Beberapa siswa yang diperbolehkan pulang tampak dalam kondisi lemas setelah mendapat perawatan di Puskesmas.

“Pusing dan mual, sekitar jam 12.30. Saya baru bisa makan sekitar jam 12.00,” kata siswa kelas 8 yang mengalami gejala, Susi, di Puskesmas kepada Media KRU Puskesmas Colomadu 1.

Saat itu, Holy mengungkapkan, kelasnya mendapat menu MBG berupa nasi, chicken katsu, dan selat. Diduga dia keracunan setelah makan ayam.

“Ada kubis, salad, mayonaise, ayam katsu, dan kelengkeng,” ujarnya.

Siswa lainnya, Nazahra, juga mengakui ayam tersebut aneh. Ia juga mengatakan, banyak pelajar yang dirawat di Puskesmas. Namun, dia mengaku belum mengetahui berapa jumlahnya.

“Dagingnya (bau) dagingnya banyak (dibawa ke Puskesmas),” ujarnya.

Sebelumnya, terkait asesmen kasus keracunan makanan MBG di Indonesia, pemerintah melakukan beberapa asesmen. Salah satunya dengan merumuskan peraturan Presiden tentang tata kelola MBG.

Pekan lalu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam Keppres menyebutkan pelaksanaan program MBG akan melibatkan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengawasan.

“Kita mau Kementerian Kesehatan, jadi BPOM juga ikut terlibat melakukan pengawasan,” Prases di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/10).

Ia mengatakan, pemerintah masih mengumpulkan berbagai masukan mengenai isi perintah Presiden tersebut. Pras juga menyatakan, pemerintah terus menyempurnakan aturan agar optimal.

“Bukan berarti saat ini belum ada peraturan presiden tentang tata kelola atau pelaksanaan MBG yang dilakukan BGN, tapi kami ingin membenahinya sampai kami meminta waktu untuk melakukan perbaikan secara optimal,” ujarnya.

Sementara itu, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebutkan ribuan anak baru menjadi korban keracunan makanan bergizi gratis (MBG) selama sepekan terakhir.

JPPI menyimpulkan negara telah mengabaikan keselamatan anak. Data ini diterima JPPI berdasarkan pantauan bersama relawan dan laporan dari berbagai daerah.

“Pada periode 6-12 Oktober 2025 tercatat 1.084 korban baru keracunan MBG. Dengan penambahan tersebut, maka jumlah korban pada awal tahun ini mencapai 11.566 anak,” kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam keterangan tertulis, Senin (13/10).

Ubaid mengkritik sikap pemerintah yang membiarkan dapur tetap beroperasi meski ribuan anak meninggal setiap minggunya.

“Melakukan program dengan ribuan korban setiap minggunya merupakan bentuk kelalaian sistemik yang berbatasan dengan kejahatan kebijakan,” ujarnya.

Baca berita selengkapnya Di Sini.

(anak-anak/wi)



Exit mobile version