Bandung, Pahami.id –
Rumah Sakit Umum Distrik atau RSUD Al ihsan yang ada di bale rendah, Distrik Bandung Itu telah diubah ke rumah sakit sesuai dengan arahan Gubernur Java Dedi Mulyadi West.
Perubahan nama telah disetujui oleh jumlah 445 dari tahun 2025 di Rumah Sakit Regional Al Ihsan yang dipindahkan ke Rumah Sakit Regional Welas Barat.
Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kantor Kesehatan Java Barat Dr. Rochadi ketika dikonfirmasi pada hari Selasa (1/7) kemudian mengatakan perubahan nama dilakukan karena rumah sakit awalnya dimiliki oleh swasta, dan sekarang. Menjadi aset regional.
“Dulu rumah sakit swasta, dan tidak mengubah namanya ketika diambil alih oleh wilayah itu,” katanya.
Dikonfirmasi secara terpisah, analisis ahli pertama Rumah Sakit Regional Al Ihsan, Zidney Fahmidyan, mengatakan perubahan nama adalah arahan dari gubernur Java Barat dengan latar belakang dalam mengubah layanan dan meningkatkan kebijaksanaan budaya Sundan.
“Jadi, untuk saat ini gubernur Gubernur Jawa Barat telah menyebabkan kebijaksanaan budaya Sunda, sehingga dari belas kasihan, gubernur mengambilnya dari nama yang indah di Ar-Rahman (dan) Ar-Rahim. rebrand Kami, “katanya pada hari yang sama.
Setelah mengubah nama Rumah Sakit Regional Al Ihsan ke Rumah Sakit Welas ASIH, Dedi mengklaim dia akan membangun prasasti untuk pendiri rumah sakit.
Rencana untuk membuat prasasti, setelah bertemu Kh Olih Komarudin, pemimpin Yayasan Al Ihsan, juga merupakan penduduk asli Sekolah Asli Al Qomariah di Jawa Barat.
“Sebelumnya ketika yayasan dipimpin oleh Tuan Ukman Sutaryan, Yayasan Al Ihsan memiliki masalah, meskipun niatnya sebenarnya baik tetapi dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan prosedur, jadi pada saat itu kepemilikan Al Ihsan adalah sebuah yayasan, tetapi menggunakan APBD.
Selain itu, kata Dedi, nama perubahan dari Rumah Sakit Al Ihsan ke Rumah Sakit Welas, untuk memulihkan Al Ihsan ke tujuan utamanya dalam melaksanakan layanan kemanusiaan, untuk membantu masyarakat tanpa mengatur status sosial.
“Dalam bahasa Arab, kesopanan adalah tingkat tertinggi Muslim, setelah iman dan Islam, tetapi tanpa belas kasihan pada makhluk lain, tidak mungkin bagi seorang Muslim untuk mencapai kesopanan,” katanya.
Sejarah Singkat
Mengutip dari situs web resmi rumah sakit, pendirian Rumah Sakit Al Ihsan dimulai dengan penerbitan Undang -Undang Norman Norman Norman Norman Norman, nomor SH: 48. Yayasan Al Ihsan telah didirikan oleh enam tokoh Jawa Barat yang mewakili unsur -unsur Muslim, dan kesyahidan para martyr, dan HM Soleh.
Dari yayasan, Rumah Sakit Al Ihsan didirikan.
Penempatan batu pertama untuk pembangunan Rumah Sakit Al Ihsan dilakukan pada 11 Maret 1993 Operasi AD dari Kegiatan Layanan Layanan Rumah Sakit Al Ihsan dimulai pada 12 November 1995.
Dari waktu ke waktu, berdasarkan keputusan Nomor Mahkamah Agung: 372 K/PID/2003 yang dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Al Ihsan dari tahun 1993 hingga 2004 kepemilikannya milik pemerintah Jawa Barat sejak 2004.
Kemudian, Al Ihsan berubah menjadi RSUD berdasarkan peraturan regional regional Java Barat Nomor 23 tahun 2008.
Setahun kemudian, Rumah Sakit Regional Al Ihsan bertekad untuk mengimplementasikan PPK-Blud oleh Gubernur Gubernur Jawa Barat No. 900/KEK.921-Keu/2009.
“Al Ihsan Regional General Hospital adalah unit sosial ekonomi, yang melakukan manajemennya berdasarkan fungsi sosial dan ekonomi. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan pengelolaan Rumah Sakit Regional Al Ihsan masih menggunakan perhitungan ekonomi, di mana pekerjaan secara profesional, efisien dan produktif tetapi tidak melupakan fungsi sosialnya untuk masyarakat“Telah ditulis di situs ini.
Hingga saat ini, Rumah Sakit Regional Al Ihsan telah diubah menjadi nama Rumah Sakit Regional Welas.
(CSR/KID)