Para penyusup yang datang ke Indonesia, selain mengambil tanaman juga menjarah harta karun di istana.
Seperti kapan Bahasa inggris Datanglah ke Jawa di awal abad ke -19 dan menyerbu Yogyakarta. Salah satu yang paling direkam dalam sejarah sebagai salah satu pemalsuan.
Insiden ini dikenal sebagai Geger Sepehi atau Sepoy, tentara Inggris melawan Istana Yogyakarta pada 19-20 Juni 1812.
Nama Sephi atau Sepoy mengacu pada tentara Inggris yang isinya adalah orang India. Oleh Java pada waktu itu, Sepoy disebut “Sephi”.
Invasi dan lapisan dilakukan setelah istana jatuh, dilanjutkan dengan penumpukan empat hari dan empat malam. Dominasi Cita -Cita dipimpin oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Langkah pertama yang diambil untuk mengendalikan tengah Jawa adalah mengendalikan Istana Yogyakarta. Setelah diplomasi gagal, drum perang dipukuli.
Tim Inggris awalnya menyerang di malam hari. Selama dua hari, perang terjadi di luar benteng keraton Baluwti. Ada juga meriam pemotretan dan artileri lainnya. Namun, Inggris militer yang kuat dengan mudah menaklukkan istana.
Aksi perampokan
Dini hari 20 Juni 1812, tim Istana Yogya tidak berdaya untuk 1.200 tim sepoy yang tidak ramah dari malam hingga pagi. Penjaga itu dijalankan.
Apa yang membuatnya sedih, sebelum berlama -lama dilakukan, pihak berwenang istana dan keluarga mereka diperlakukan dengan cara yang tercela. Mereka dibawa ke penduduk penduduk di antara pasukan septik dan Skotlandia dengan pedang dan kandang manis yang terpasang.
Sejarawan Universitas Oxford, para ahli di Diponegero, Peter Carey, dalam bukunya “Destiny, Pangeran Diponegoro History 1785-1855” yang diterbitkan oleh Compass (2014), menulis kejadian ini secara rinci.
“Menurut Chronicle of the Fall of Yogyakarta, pasukan Inggris dan sepoy terlalu kasar dalam tugas mereka. Pangeran dan pejabat Istana Senior harus menyerahkan belati mereka yang dihiasi dengan permata,” tulis Carey.
Tidak hanya itu, cahaya dan istana juga dicari untuk perhiasan. Semua harta istana telah dikeringkan, hampir ditinggalkan.
Untuk melanjutkan ke halaman berikutnya …