Jakarta, Pahami.id —
Arab Saudi Dan Uni Emirat Arab sekali lagi berselisih karena situasi terkini di Yaman.
Arab Saudi yang menyatakan dukungan penuhnya kepada Ketua Dewan Kepresidenan Yaman, Rashad Al Alimi, memberikan ultimatum kepada tentara UEA untuk segera meninggalkan Yaman dalam waktu 24 jam.
Peringatan Kementerian Pertahanan Saudi disampaikan setelah Riyadh melancarkan serangan udara ke pelabuhan Yaman, dikutip dari Reuters.
Pihak Saudi sendiri mengklaim serangan tersebut bertujuan menyasar kapal yang sedang bongkar muat sejumlah senjata dan kendaraan tempur dari UEA untuk salah satu faksi militer di Yaman.
“Awak kedua kapal tersebut sengaja mematikan sistem pelacakan mereka dan menjatuhkan sejumlah besar senjata dan kendaraan tempur untuk mendukung pasukan Dewan Transisi Selatan,” kata Kementerian Pertahanan Saudi dalam sebuah pernyataan kepada Badan Pers Saudi.
Mengingat bahaya dan eskalasi yang ditimbulkan oleh senjata-senjata tersebut, angkatan udara Koalisi melakukan operasi militer terbatas pagi ini dengan sasaran senjata dan kendaraan tempur yang telah diturunkan dari dua kapal di pelabuhan Al Mukalla.
Berbeda dengan Saudi, UEA mendukung Dewan Transisi Selatan (STC). STC berencana menghidupkan kembali negara Yaman Selatan yang sebelumnya memproklamirkan kemerdekaan.
STC juga mulai mengusir pasukan pemerintah di bawah Dewan Kepresidenan Yaman dan sekutunya.
Pasukan Saudi dan koalisi memperingatkan bahwa mereka akan mendukung penuh pemerintah Sanaa di bawah Dewan Kepresidenan Yaman dalam memerangi kekuatan separatis.
Riyadh juga telah memberikan ultimatum kepada pasukan separatis untuk meninggalkan Yaman dengan damai.
Peristiwa ini juga berpotensi membuka kembali konfrontasi antara Saudi dan UEA karena kedua negara membela faksi yang bertikai di Yaman.
(membaca)

