Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi minggu lalu meluncurkan program umrah baru tanpa perantara.
Melalui program umrah tanpa perantara, perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada jamaah secara langsung sehingga standar kualitas tetap terjaga tanpa perantara, katanya. Berita ArabKamis (22/8).
Program ini juga mendukung penyedia layanan, mendorong perusahaan untuk mengadopsi manajemen destinasi, dan organisasi pariwisata profesional.
Kementerian menyatakan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengalaman jamaah dengan mengunjungi situs-situs bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan Nabi.
Peziarah juga bisa menyaksikan atraksi atau pertunjukan yang telah disiapkan Arab Saudi.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi selalu berupaya meningkatkan layanan umrah untuk menyambut lebih banyak jamaah.
Baru-baru ini misalnya, Kementerian mengadakan pertemuan dengan organisasi umrah di Mekkah untuk meningkatkan pengalaman umrah dan menegakkan komitmen dengan layanan yang lebih baik.
Pertemuan tersebut membahas tantangan dan usulan solusi untuk memastikan layanan berkualitas tinggi, memperkenalkan perusahaan pada alat dan indikator baru untuk memantau kinerja.
Pertemuan tersebut juga membahas arah strategis musim umrah dan peluncuran layanan inovatif.
CNNIndonesia.com telah menghubungi staf di Kementerian Media Saudi untuk menanyakan pertanyaan lebih lanjut tentang program baru Saudi. Namun, orang tersebut tidak langsung merespon.
Umpan balik dari Asosiasi Perjalanan Umrah
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Persahabatan Persatuan Haji dan Umrah (SATHU Forum), Muharom Ahmad mengatakan, kebijakan Arab Saudi sebenarnya sudah direncanakan sejak lama untuk mewujudkan “b to c”. hubungan.
B mengacu pada perusahaan umroh dan haji di Arab Saudi yang dapat menjual paket umrah haji langsung kepada jamaah (pelanggan).
Harapannya, pihak yang datang tidak terlalu banyak. Pelanggan bisa langsung mendatangi travel agent yang ada di Arab Saudi dengan harapan harga lebih terjangkau bagi jamaah. Tidak terlalu banyak pihak yang menjadi perantara, ujarnya. ucapnya seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Namun, Muharom menilai program ini tidak mudah. Wisatawan umrah di Arab Saudi belum terbiasa packing dan belum terbiasa melayani jamaah.
“Karena umrah, apalagi haji, bukan sekedar datang. Bukan seperti turis, hanya menjelaskan sejarah dan sebagainya. Umrah itu ada tata cara umrahnya. Ini yang belum kita lihat, ada apa. Tata cara di Indonesia ada pendampingnya. , ada gurunya,” tegasnya.
(isa/dna)