Site icon Pahami

Berita Saudi Kecam Rencana Menteri Israel Bangun Sinagog di Masjid Al Aqsa


Jakarta, Pahami.id

Arab Saudi mengecam pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir yang ingin membangun rumah ibadah di Masjid Al Aqsa Kota Tua Yerusalem.

Kritik tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi (Kemlu) dalam keterangan resmi yang diunggah X, Selasa (27/8).


“Kementerian Luar Negeri mengutuk Pemerintah Arab Saudi atas pernyataan seorang menteri di pemerintahan pendudukan Israel yang menyerukan pendirian sinagoga Yahudi di Masjid Al Aqsa yang diberkati,” demikian pernyataan Kementerian Saudi. Luar Negeri.

Saudi menegaskan penolakannya terhadap pernyataan-pernyataan yang dianggap ekstremis dan menghasut tersebut.

Pemerintah juga menolak provokasi yang terus berlanjut terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia.

“Pemerintah menekankan perlunya menghormati status sejarah dan hukum Masjid Al-Aqsa yang diberkahi,” lanjut Kementerian Luar Negeri Saudi.

Lebih lanjut, Saudi meminta komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab dalam mengakhiri bencana kemanusiaan yang diderita rakyat Palestina dan mengaktifkan mekanisme akuntabilitas yang serius.

Para pejabat Israel, kata mereka, terus melanggar hukum, norma, dan resolusi internasional.

Arab Saudi tak menyebut secara gamblang nama Ben Gvir yang menyampaikan ide pembangunan sinagoga di tempat suci tersebut.

Ben Gvir sebelumnya mengatakan hukum Israel tidak membedakan hak beragama orang Yahudi dan Muslim di tempat suci tersebut.

“Kebijakan di Temple Mount mengizinkan doa, titik,” kata Ben Gvir saat wawancara dengan Radio Militer Israel, dikutip Zaman Israel.

Ketika ditanya apakah ia akan membangun sinagoga di lokasi Kompleks Al Aqsa, Ben Gvir menjawab “Ya.”

Kompleks Al Aqsa terletak di atas bukit Kota Tua. Kawasan tersebut merupakan tempat suci bagi tiga umat agama yaitu Islam, Yudaisme, dan Kristen.

Orang-orang Yahudi menyebut situs suci itu sebagai Temple Mount. Kawasan tersebut sering menjadi titik konflik antara kelompok ekstremis sayap kanan Israel, warga Palestina, dan aparat keamanan Israel, terutama saat Ramadhan atau hari raya Yahudi.

Tak hanya memancing kecaman dari dunia internasional, pernyataan Ben Gvir juga dibanjiri kecaman dari pejabat Israel.

Menteri Dalam Negeri Israel Moshe Arbel meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat Ben Gvir dari jabatannya.

Arbel juga mengingatkan, pemikiran yang tidak komprehensif bisa berujung pada pertumpahan darah.

“Komentar Ben Gvir yang tidak bertanggung jawab menimbulkan keraguan terhadap aliansi strategis Israel dengan negara-negara Islam sebagai bagian dari aliansi melawan poros jahat Iran,” ujarnya.

Menanggapi kegaduhan Ben Gvir, Kantor PM Israel menegaskan bahwa “tidak ada perubahan terkait status
quo di Bukit Bait Suci.”

Berdasarkan perjanjian, ibadah non-Muslim dilarang diadakan di Masjid Al Aqsa.

(isa/rds)



Exit mobile version