Jakarta, Pahami.id —
Arab Saudi mengecam seruan kedua menteri tersebut Israel yang ingin mengusir penduduk Palestina dari Jalur Gaza, Kamis (4/1).
Pemerintah Arab Saudi menolak pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang menyerukan pengusiran warga Palestina dari Gaza dan masuknya kembali pemukim Zionis ke wilayah kantong tersebut karena dianggap “ekstremis”.
“Pemerintah menekankan pentingnya upaya bersama masyarakat internasional untuk mengaktifkan mekanisme akuntansi internasional terhadap kegigihan pemerintah pendudukan Israel yang melanggar aturan legitimasi internasional dan hukum humaniter internasional melalui pernyataan dan tindakannya,” kata Kementerian Israel. Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan. , seperti dikutip Al Arabiya.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi menanggapi pernyataan Smotrich dan Ben-Gvir awal pekan ini yang mendukung pengusiran warga Gaza dan pemukiman kembali warga Israel di wilayah tersebut.
Smotrich mengatakan kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza akan membantu Israel mengendalikan wilayah tersebut secara militer. Ia juga mengatakan bahwa warga Palestina harus didorong untuk pindah ke negara lain.
“Jika kita bertindak dengan cara yang benar secara strategis dan mendorong migrasi, jika ada 100 ribu atau 200 ribu orang Arab di Gaza dan bukan dua juta, maka keseluruhan wacana akan terjadi pada hari berikutnya. [perang] itu akan sangat berbeda,” katanya.
Komentar Smotrich diikuti oleh Ben-Gvir. Ben-Gvir mengatakan Israel “harus mempromosikan solusi untuk mendorong migrasi warga Gaza.”
Meski dua menterinya telah melontarkan komentar tersebut, pemerintah Israel sejauh ini belum secara resmi mengumumkan rencana apa pun terkait Gaza.
Rencana deportasi ini mendapat kecaman keras dari masyarakat dunia. Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan dia “sangat terganggu” dengan pernyataan kedua menteri tersebut.
“Sangat terganggu dengan pernyataan beberapa pejabat tinggi Israel mengenai rencana pemindahan warga sipil dari Gaza ke negara ketiga,” kata Turk di X, Kamis (4/1) seperti dikutip AFP.
Sekutu Israel seperti Amerika Serikat dan Belanda pun menolak gagasan kedua menteri Israel tersebut.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pernyataan Ben Gvir dan Smotrich “sangat menghasut dan tidak bertanggung jawab.”
“Retorika ini sangat menghasut dan tidak bertanggung jawab. Kami telah diberitahu berulang kali dan konsisten oleh Pemerintah Israel, termasuk Perdana Menteri, bahwa pernyataan ini tidak mewakili kebijakan Israel. Pernyataan tersebut harus segera dihentikan,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Belanda mengkritik rencana tersebut karena tidak mengikuti solusi dua negara yang ingin dicapai masyarakat dunia.
“Hal ini tidak sesuai dengan solusi dua negara di masa depan, yaitu negara Palestina yang bisa hidup berdampingan dengan Israel secara aman,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Belanda.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mulai serius dengan “relokasi” warga Gaza ke negara lain.
Koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diam-diam menjajaki pengiriman ribuan migran dari Gaza, dengan Republik Demokratik Kongo menjadi salah satu negara yang dipertimbangkan.
(blq/dna)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);