Jakarta, Pahami.id –
Rusia ‘mengamuk’ dan mengkritik Perancis Menandatangani perjanjian penjualan 100 jet tempur Rafale ke Ukraina.
“Paris sama sekali tidak membantu menciptakan perdamaian, namun mendorong posisi militer dan pro-perang,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip. Zaman Eurasia.
“Tidak peduli pesawat mana yang diserahkan kepada rezim Kyiv, hal ini tidak akan mengubah situasi dan dinamika garis depan,” tambahnya, Selasa (18/11).
Kritik keras Rusia datang ketika Istana Elysee mengonfirmasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Paris pada Senin (17/11).
Zelensky mengatakan mereka akan memiliki sistem pertahanan udara setelah menandatangani nota kesepahaman dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Pangkalan Angkatan Udara Villacoublay Barat Daya Paris.
“Kami akan memiliki sistem pertahanan udara terbesar, salah satu yang terbesar di dunia,” katanya seperti dikutip CNN.
Macron mengatakan beberapa pengiriman drone dan bom dilakukan dalam waktu singkat dengan komitmen produksi dibuat untuk tiga tahun ke depan.
Istana Elysee mengatakan pembelian yang ditentukan dalam perjanjian itu akan berlangsung selama 10 tahun ke depan.
Penandatanganan perjanjian pembelian 100 jet tempur Rafale dan peralatan militer lainnya bertujuan untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Dokumen tersebut juga mencakup rencana kerja sama untuk sistem pertahanan udara, radar, dan drone SAMP-T yang baru.
Zelensky menyebut perjanjian itu sebagai “perjanjian bersejarah.”
Sementara itu, Macron menegaskan, saat ini adalah momen sulit dalam konflik yang dimulai saat Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
“Rusia memilih untuk memperpanjang dan meningkatkan perang ini,” katanya bersama Zelensky, menuduh Rusia kecanduan perang.
Namun Macron berharap perdamaian bisa tercapai sebelum tahun 2027, ketika masa jabatannya berakhir.
Zelensky sebelumnya telah menyetujui surat niat untuk membeli 100 hingga 150 jet tempur Gripen dari Swedia.
Sebelumnya Prancis sudah mengirimkan Mirage Jets ke Kyiv, namun baru kali ini mereka berjanji akan mengirimkan Rafale.
Prancis akan menggunakan anggaran nasional dan mekanisme pinjaman Uni Eropa, meskipun berpotensi merugikan Jerman, untuk membantu Kyiv.
Kunjungan Zelensky kali ini merupakan yang kesembilan sejak invasi utama Rusia dimulai.
Kunjungan ini dilakukan menjelang musim dingin yang diperkirakan para analis akan sulit bagi Kyiv karena tekanan militer Moskow terus meningkat.
Malam sebelumnya, serangan Rusia menewaskan tiga orang di wilayah Kharkiv dan tujuh orang tewas setelah Rusia menyerang blok apartemen di Kyiv pada Jumat (14/11).
Menurut Kementerian Pertahanan Moskow, pasukan Rusia merebut tiga desa lagi di Ukraina timur.
Upaya Presiden AS Donald Trump untuk menolak perjanjian perdamaian terhenti karena Moskow menolak gencatan senjata.
Dengan jet Rafale baru yang akan tiba setelah perang berakhir, Macron mengatakan: “Tidak akan ada perdamaian berkelanjutan tanpa angkatan bersenjata besar Ukraina.”
(RNP/BAC)

