Site icon Pahami

Berita Rusia-China Mulai Ribut soal Status India di DK PBB, Ada Apa?


Jakarta, Pahami.id

Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Rusia Dan Cina mulai membuat keributan tentang status India dalam keanggotaan ini.

India sedang berusaha mendapatkan kursi keanggotaan tetap di Dewan Keamanan PBB. Padahal, merekalah yang paling vokal mendukung reformasi organisasi eksklusif tersebut.

Rusia telah menyatakan dukungannya terhadap India, namun Tiongkok menolak seruan tersebut.


Meskipun Rusia dan Tiongkok adalah sekutu dekat, mengapa mereka memiliki pandangan berbeda mengenai dukungan terhadap keanggotaan India?

Asisten profesor di Universitas Kepolisian, Keamanan dan Peradilan Pidana Sardar Patel India, Vinay Kaura, mengatakan Tiongkok tidak terpengaruh oleh dukungan konsisten Rusia terhadap India.

Tiongkok juga, katanya, menolak restrukturisasi Dewan Keamanan apa pun yang akan menyebabkan India menjadi anggota kelompok tersebut.

“Permusuhan Tiongkok terhadap India tercermin dalam perdebatan ini,” kata Kaura Pos Pagi Tiongkok SelatanMinggu (21/1).

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Tiongkok dan India memburuk karena ketegangan perbatasan.

Ketegangan ini semakin diperparah ketika Presiden Xi Jinping tidak menghadiri KTT G20 India pada tahun 2023.

Selain soal permusuhan, Kaura juga memandang Tiongkok sebagai satu-satunya kekuatan Asia di Dewan Keamanan PBB dan tidak ingin memiliki saingan di unit tersebut.

“Tiongkok tidak ingin negara-negara Asia lainnya mendapat keistimewaan ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kaura menjelaskan keengganan Tiongkok terlihat dari strateginya dalam meminimalkan dan membatasi pengaruh India di tingkat regional dan global.

Tiongkok menonjol sebagai pemimpin negara-negara Selatan. Kaura mengatakan mereka juga tidak merasa penolakan India bertentangan dengan tuntutan reformasi Dewan Keamanan.

Sementara itu, Direktur PBB di wadah pemikir International Crisis Group, Richard Gowan mengatakan, China tidak akan mengikuti langkah Rusia.

Namun, Tiongkok juga berusaha mencegah Jepang, sekutu dekat AS – yang merupakan musuh bebuyutan Beijing – untuk mendapatkan kursi permanen di Dewan Keamanan PBB.

“Saya tidak melihat Beijing mengikuti jejak Rusia. Saya pikir Tiongkok kemungkinan besar akan berusaha untuk menjauhkan Jepang dan India dari kursi permanen,” kata Gowan.

Tiongkok, kata dia, sebenarnya senang bisa memberikan lebih banyak kekuatan dan peluang kepada negara-negara berkembang seperti Afrika.

Metode ini nampaknya merupakan sebuah langkah menuju pengembangan “blok politik yang bersahabat”.

Dukungan Rusia terhadap India juga muncul sebagai seruan untuk mengubah cara kerja Dewan Keamanan PBB.

Direktur Program Tatanan dan Institusi Global di Carnegie Endowment for International Peace, Stewart Patrick, mengatakan seruan reformasi dapat dimengerti.

Rasa frustrasi yang semakin besar di kalangan anggota adalah bagaimana masing-masing anggota mempertahankan hak veto. Hal ini memungkinkan anggota untuk secara sepihak memblokir resolusi Dewan Keamanan yang tidak sejalan dengan kepentingan nasional mereka.

“Akibatnya sering kali adalah kelumpuhan dewan, yang diperburuk oleh persaingan geopolitik yang semakin mendalam antara negara-negara demokrasi Barat dengan Tiongkok dan Rusia yang otoriter,” kata Patrick.

Bagi banyak pemerintah dan masyarakat di dunia, DK PBB saat ini tidak bertanggung jawab dan tidak adil.

Unit tersebut, kata Patrick, didominasi oleh kekuatan yang tidak bertanggung jawab dan tidak representatif “yang cenderung menyalahgunakan posisi mereka daripada menjaga perdamaian.”

Pembicaraan mengenai reformasi Dewan Keamanan, termasuk penambahan anggota, dianggap hanya angan-angan belaka.

Langkah ini sulit dilaksanakan terutama karena memerlukan perombakan Piagam PBB.

Anggota tetap DK PBB terkadang mengangkat masalah ini untuk mendapatkan niat baik dari negara-negara besar seperti India, menurut Gowan.

“Tidak ada yang memikirkan reformasi [di DK PBB] akan segera terjadi,” kata Gowan.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version