Site icon Pahami

Berita RS Nasser Bantah Klaim Tentara Israel soal Serangan Brutal

Berita RS Nasser Bantah Klaim Tentara Israel soal Serangan Brutal


Jakarta, Pahami.id

Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza, menyangkal klaim militer Israel (IDF) mengatakan bahwa serangan udara pada fasilitas kesehatan menargetkan kamera pengintai Hamas dan beberapa militan.

Serangan yang menewaskan 20 orang, termasuk lima jurnalis, disebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “kesalahan tragis”. Namun, IDF dalam penyelidikan awal mengatakan serangan itu dilakukan karena tentara percaya penggunaan kamera untuk memantau gerakan militer Israel.

“Kesimpulan ini terus diperkuat oleh penggunaan rumah sakit oleh organisasi teroris selama perang,” kata IDF dalam pernyataan resminya.


Tentara Israel juga menyebutkan enam tokoh kematian dalam serangan itu adalah “teroris”. Namun, Kepala Staf IDF mengakui keberadaan beberapa “kekurangan” dalam penyelidikan, termasuk jenis peluru yang digunakan untuk menghancurkan kamera.

Rumah Sakit Nasser bersikeras bahwa dia menolak semua tuduhan ini.

“Rumah Sakit Nasser dengan tegas menolak klaim tersebut dan klaim apa pun dari otoritas Israel untuk mengizinkan serangan itu ke rumah sakit,” kata pernyataan rumah sakit itu Langit.

Di antara angka -angka kematian yang direkam 33 tahun jurnalis yang sudah satu tahun Mariam Dagga yang bekerja untuk Associated Press, Kamera Al Jazeera Mohammed Salama, jurnalis Reuters Hussam Al Masri, fotografer Reuters Moaz Abu Taha, dan Timur Tengah Ahmed Ahmed Ahmed Ahmed Ahmed Abu Aziz.

IDF menekankan bahwa wartawan yang bekerja untuk Reuters dan Associated Press bukanlah target serangan “.

Serangan itu menerima kritik ekstensif dari para pemimpin dunia dan kelompok -kelompok hak asasi manusia.

“Kematian seorang jurnalis di Gaza harus mengejutkan dunia,” kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB Thameen al-Kheeetan. “Itu tidak membuat keheningan, tetapi mendorong tindakan konkret untuk menuntut akuntabilitas dan keadilan.”

Serangan itu digambarkan sebagai “serangan dua kali”, pola serangan kedua yang menargetkan warga sipil atau staf medis yang berusaha membantu para korban di lokasi pertama. Pola ini sebelumnya muncul dalam konflik di Ukraina dan Suriah.

Rumah sakit di Gaza berulang kali menjadi sasaran selama perang 22 bulan.

Konflik dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika serangan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan mengambil 251 sandera.

Sementara itu, operasi militer Israel di Gaza telah membunuh setidaknya 62 ribu orang, sebagian besar publik, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas.

(ZDM/SRY)


Exit mobile version