Jakarta, Pahami.id —
Pendiri Hutan Organik Megamendung, Rosita Istiawan, menunjukkan ketangguhan perempuan Indonesia di ajang tersebut Forum Ide Besar (TBIF): Ibu Pertiwi untuk memperingati hari Ibu yang jatuh hari ini, Senin (22/12).
Tanpa latar belakang kehutanan atau pertanian, Rosita berhasil menyulap lahan kritis yang ditebang di Megamendung, Bogor, menjadi hutan organik seluas 30 hektar dengan 44 ribu pohon endemik.
Tapi satu hal, saya bisa membuat hutan dari lahan kritis dan tandus, dari lahan 2000 meter sekarang 30 hektare,” kata Rosita pada Forum Ide Besar: Ibu Pertiwi yang digelar di Museum Nasional.
Kekuatan perempuan terlihat jelas dalam The Big Idea Forum: Mothers of the Earth. Rosita berbagi rahasia membangun hutan organik di Megamendung, Kabupaten Bogor.
“Saya beli tanah dari masyarakat, saya bangun jalan sendiri, pasang listrik, saya beli tiang sendiri. Saya bilang, saya tidak mau pakai urea, saya harus organik. Jadi bukan sekedar trend nama organik, dari pertama saya tanam, saya sudah organik,” kata Rosita.
Dampak lingkungan dari Hutan Organik Megamendung Rosita menjadi topik hangat diskusi di The Big Idea Forum: Mothers of the Earth. Hutan Rosita mengairi dua daerah tangkapan air (DAS) termasuk Ciliwung, dan mengairi dua desa.
Jaga Hutan
Perjalanan Rosita membangun Hutan Organik Megamendung dimulai pada tahun 2000, ketika mendiang suaminya mengungkapkan keinginannya untuk membuat ‘kebun raya kecil’ di saat ia pensiun. Bermula dari lahan seluas 2 ribu meter persegi, kini hutan organik Rosita telah berkembang hingga 30 hektare.
Perjalanan Rosita membangun dan menjaga Hutan Organik Megamendung tidaklah mudah. Namun setelah lebih dari dua dekade, Rosita berhasil mempertahankan Hutan Organik Megamendung. Rosita ingin membuktikan bahwa perempuan juga mampu menjaga hutan.
“Saya tinggal di hutan selama 25 tahun. Saya tinggal di hutan selama bertahun-tahun. Jadi kalau mau buat hutan jangan keluar hutan, harus jadi harimau hutan. Kenapa? Saya bermimpi sama suami. Saya bertanggung jawab,” kata Rosita.
“Ini Hari Ibu. Sebagai seorang ibu, saya hanya ingin memesan, tidak hanya laki-laki, bahkan ibu-ibu pun bisa. Saya bisa buktikan. Kalau dari Jakarta, kalau di atas ada tanah 1000 meter pasti akan dibangun villa resort,” kata Rosita.
Rosita mengaku banyak menerima tawaran untuk menjual hutannya, bahkan ada yang menawarkan Rp250 miliar. Namun Rosita menolak semua tawaran tersebut. Di sisi lain, Rosita juga berharap mendapat dukungan untuk menjaga Hutan Organik Megamendung.
“Saya serahkan ke Indonesia, ke Pemkab Bogor, pemerintah tolong jaga hutan ini. Karena saya, keluarga saya sudah tidak punya hutan karena tidak ada daftar warisan budaya, karena sudah menjadi dasar hutan organik. Tapi kita semua bersinergi agar Jakarta tidak banjir,” kata Rosita.
Sesuai dengan tema Hari Ibu pada The Big Idea Forum: Mothers of the Earth, Rosita menutupnya dengan pesan pemberdayaan.
“Aku juga pesan buat ibu-ibu, belum tentu laki-laki yang kamu kira. Aku ibu rumah tangga dan perempuan. Aku bisa jadikan hutan dan pesanan pertamaku ke ibunya dulu. Perbaiki dulu di lingkungan sendiri. Apalagi anak-anak zaman sekarang, kita harus belajar dari lingkungan sendiri,” kata Rosita.
Beberapa pembicara lain yang hadir dalam The Big Idea Forum: Mothers of the Earth adalah Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia Veronica Tan, Ketua Yayasan Bambu Lestari (YBLL) Monica Tanuhandaru, dan dr. Ayu Widianingrum.
Selain empat pembicara, turut hadir Ketua DPR RI Puan Maharani, Utusan Khusus Sekjen PBB Bidang Permasalahan Air Retno Marsudi, Kepala Badan Warisan Indonesia (IHA) Esti Nurjadin, Pendiri dan Ketua CT Foundation Arsa Anita Tanjung, serta Pemimpin Redaksi Pahami.id Titin Rosmasari.
(busur)

