Site icon Pahami

Berita Roket Hizbullah Hujani Israel sampai Kronologi Bos Telegram Ditangkap

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Israel dan milisi Hizbullah di dalam Libanon yang melancarkan serangan udara satu sama lain hingga Tel Aviv mengumumkan keadaan darurat menjadi fokus berita internasional selama akhir pekan.

Penangkapan CEO aplikasi pesan instan Telegram, Pavel Durov, di Prancis juga mengkhawatirkan. Berikut berita internasional akhir pekan ini:


Kronologi Prancis Penangkapan Bos Telegram Pavel Durov

Prancis menahan pendiri dan CEO aplikasi chatting Telegram, Pavel Durov, di bandara Bourget, Paris, pada Sabtu (24/8) malam waktu setempat.

Penangkapan itu terjadi ketika Durov dilaporkan sedang bepergian dengan jet pribadinya. Menurut beberapa sumber TF1TVDurov memang menjadi sasaran surat perintah penangkapan di Prancis.

CEO berusia 39 tahun itu diketahui ditahan setibanya di Prancis pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 waktu setempat usai terbang dari Azerbaijan.

320 Hujan Roket Katyusha Hizbullah di Israel, Bandara Tel Aviv Ditutup

Milisi Hizbullah di Lebanon selatan mengaku telah menembakkan lebih dari 320 roket Katyusha ke 11 pangkalan dan barak militer Israel pada Minggu (25/8).

Hujan roket ini terjadi saat Israel dan Hizbullah saling melancarkan serangan udara menyusul ketegangan keduanya yang terus memanas sejak invasi brutal Tel Aviv di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu.

Melalui pernyataan yang dikutip Al JazeeraHizbullah mengklaim telah menargetkan pangkalan militer Israel untuk “memfasilitasi masuknya drone” menuju sasaran mereka jauh di dalam wilayah Israel.

Perang Roket-Drone Israel-Hizbullah, Netanyahu Deklarasikan Keadaan Darurat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan keadaan darurat nasional selama 48 jam ke depan menyusul serangan roket yang dilakukan milisi Hizbullah di Lebanon selatan selama beberapa jam terakhir, Minggu (25/8).

Netanyahu melalui Menteri Pertahanan Yoavi Gallant mengumumkan keadaan darurat selama 48 jam ke depan.

Gallant mengatakan “situasi khusus di garis depan” ini memungkinkan Komando Front IDF (tentara Israel) mengeluarkan sejumlah tindakan darurat, termasuk pembatasan.

(rds)



Exit mobile version