Site icon Pahami

Berita Ribuan Warga Gaza Kembali ke Rumah, Bantuan Mulai Masuk

Berita Ribuan Warga Gaza Kembali ke Rumah, Bantuan Mulai Masuk


Jakarta, Pahami.id

Ribuan orang Gaza Kembali ke rumah setelah gencatan senjata disepakati. Warga membawa apa yang didapat dengan mobil hingga tangan kosong.

Berdasarkan ReutersVideo dan foto menunjukkan warga yang berumur panjang melakukan perjalanan jauh.

Meski banyak orang yang mengetahui bahwa segala sesuatu yang mereka temukan akan dihancurkan oleh rumah tersebut, namun warga memutuskan untuk pulang ke rumah untuk mulai bangkit kembali dari tubuh tersebut.


Kembalinya warga Palestina ke Kota Gaza terjadi di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, termasuk pembebasan beberapa sandera yang ditahan di Gaza, pembebasan tahanan Palestina yang ditahan Israel, dan lonjakan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Perang di Gaza dimulai dengan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan penangkapan 250 orang dengan uang tebusan.

Serangan brutal Israel di Gaza telah menewaskan ratusan ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Setelah dua tahun berperang, Israel dan Hamas akhirnya menyetujui gencatan senjata tahap pertama setelah putaran perundingan sebelumnya. Pengumuman perjanjian tersebut disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump tentang kebenaran sosial.

Fase pertama gencatan senjata akan mencakup serangan 24 jam dari perjanjian yang ditandatangani, penarikan beberapa tentara, dan pengembalian semua sandera dalam waktu 72 jam.

Seorang pejabat Hamas mengatakan dia akan mengubah 20 sandera yang masih hidup menjadi 2.000 tahanan Palestina di penjara Israel.

Menurut sumber di negara-negara Arab, Hamas juga mengusulkan pembebasan pemimpin Gerakan Fatah Marwan Barghouti yang dipenjara seumur hidup dan pengembalian pemimpin mereka Yahya Sinwar dan Mohammad Sinwar yang disembunyikan oleh Israel.

Tahap pertama juga mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Setiap hari setidaknya 400 truk memasuki kawasan tersebut.

Namun perjanjian tersebut tidak mengatur secara lebih rinci dan meninggalkan banyak pertanyaan yang berujung pada rapuhnya perjanjian tersebut. Misalnya saja waktu pasti gencatan senjata, nasib Hamas, dan pemerintahan di Gaza pasca invasi.

(LDY/MIC)


Exit mobile version