Jakarta, Pahami.id –
Banjir mencapai 23 desa di KabupatenKalimantan Barat (Kalimantan Barat), Rabu (1/29). Sebanyak 6.000 rumah tenggelam dan ratusan orang harus pindah.
Komisaris Utama Hubungan Masyarakat Polisi Kalimantan Barat Kombes Biuk Suseno menjelaskan bahwa banjir itu disebabkan oleh hujan lebat dan emisi air yang tinggi.
“Di distrik distrik, saat ini ada setidaknya 23 desa yang dibanjiri dengan ketinggian air antara 10 cm hingga 1 meter, sekitar 6.000 rumah yang terkena dampak dan sekitar 380 penduduk,” kata Baya yang dikutip dari itu dari Di antara.
Polisi juga dikerahkan untuk mengendalikan lalu lintas di beberapa jalan yang terkena dampak banjir di distrik Mempawah.
“Keselamatan ini sedang dilakukan untuk memastikan keselamatan pengemudi dan mengurangi risiko kecelakaan karena pori -pori tinggi di beberapa titik,” kata Kepala Polisi Mempawah AKBP Sudarsono di Mempawah.
Sudarsono mengatakan partainya telah berkoordinasi dengan lembaga -lembaga terkait untuk mengatasi dampak banjir yang mengganggu akses transportasi.
“Personel kami telah dikerahkan ke beberapa lokasi yang terkena banjir, terutama di rute utama yang sering dilalui kendaraan. Pengaturan lalu lintas dilakukan untuk menjaga pengemudi tetap aman dan aliran kendaraan berjalan dengan lancar,” katanya.
Beberapa jalan yang terkena dampak prioritas dan keselamatan banjir termasuk Jalan Mempawah-Legang, Ahmad Yani Road di Distrik Sungai Pineuh, Jalan Kunyit, Jalan, Jalan-jalan di sekitar Area Pasar Mempawah.
Pada satu titik, air berdiri hingga 30 cm hingga 50 cm, sehingga kendaraan kecil mengalami kesulitan melintasi. Polisi lalu lintas ditempatkan untuk mengarahkan pengemudi untuk memilih rute alternatif dan mencegah area yang terpapar banjir.
Selain itu, para pejabat juga membantu mengosongkan kendaraan yang memburuk karena banjir dan menarik masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat mengemudi.
Kasat kemudian polisi AKP Yudha Pranata menjelaskan bahwa selain melakukan pengaturan lalu lintas, polisi juga berkoordinasi dengan Departemen Transportasi dan BPBD untuk memasang tanda -tanda peringatan di lokasi yang lahir.
“Kami mendesak pengemudi, terutama pengguna kendaraan roda dua dan kendaraan kecil, untuk lebih berhati-hati dan menghindari jalan yang cukup stagnan. Jika memungkinkan, yang terbaik adalah menunda perjalanan sampai segalanya menjadi lebih baik,” kata Yudha.
Polisi Distrik Kalimantan Barat telah memberi tahu 18 anggota Brimob yang dipimpin oleh AIPTU DURAN SUSILO untuk membantu dalam proses transfer.
Sementara itu, kepala pemeriksa Rismanto, bersama dengan tim langsung ke daerah yang terkena dampak banjir untuk mendistribusikan bantuan kepada penduduk yang terkena dampak.
“Tindakan ini adalah bentuk perhatian dan sinergi antara polisi distrik Kalimantan Barat dan berbagai pihak dalam mengurangi beban masyarakat yang terkena dampak.
(Antara/FRA)