Jakarta, Pahami.id –
Ribuan restoran di Singapura Akhir-akhir ini banyak orang yang bangkrut. Setiap bulannya, sekitar 320 cabang dilaporkan tutup.
Saluran Berita Asia (Cna) pada bulan Februari melaporkan lebih dari 3.000 kedai makan di Negeri Singa akan tutup hingga tahun 2024. Ini merupakan rekor tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Menurut laporan CnaKebangkrutan restoran di Singapura terjadi akibat menguatnya nilai dolar Singapura. Warga negara singa memilih membelanjakan uangnya di luar negeri.
Sedangkan menurut NHKMeningkatnya harga sewa dan biaya tenaga kerja menjadi alasan mengapa bisnis makanan di Singapura kalah bersaing.
Cedric Tang, salah satu pemilik Restoran Ka-Soh, mengatakan gaji staf mereka naik 10 persen dalam 12 bulan. Pada saat yang sama, harga pangan juga meningkat sebesar 5 persen.
Harga sewa restoran juga akan meningkat sebesar 30 persen pada tahun 2023. Pemilik toko telah mewanti-wanti, kenaikan harga ini juga akan terjadi pada bulan Oktober.
Namun Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong menyatakan, sebanyak 3.357 gerai makanan dan minuman baru bermunculan dalam 10 bulan terakhir.
Kemunculan cabang baru ini konon terjadi karena para staf F&B sepertinya ingin menjadi pemilik bisnis.
Para analis juga mengingatkan bahwa menjalankan bisnis tidak sama dengan membuka toko. Harus ada konsistensi dan diferensiasi agar bisnis bisa bersaing dan berkembang di pasar, dikutip dari Selat waktu.
(BLQ/BACA)

