Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Indonesia menyayangkan penangguhan penyaluran bantuan keuangan kepada Badan Pengungsi PBB Palestina atau UNRWA.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan penghentian bantuan keuangan oleh beberapa negara donor terjadi ketika pengungsi Palestina benar-benar membutuhkan bantuan.
UNRWA memecat sembilan dari 12 stafnya, yang dicurigai terlibat dalam serangan kelompok Hamas di Israel pada 7 Oktober.
Setelah tuduhan tersebut terungkap, Amerika Serikat, sebagai salah satu donor terbesar UNRWA, memutuskan untuk menangguhkan pendanaan bantuan. Langkah ini diikuti oleh beberapa sekutu AS.
Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan perlu dilakukan penyelidikan yang terbuka dan andal.
Investigasi yang terbuka, transparan, dan dapat diandalkan mengenai dugaan keterlibatan sebagian staf UNRWA perlu dilakukan, kata Retno dalam keterangan resminya.
Retno menambahkan, “Namun, terdapat keterlambatan dukungan finansial kepada UNRWA hukuman kolektif terhadap pengungsi Palestina.”
Pemecatan staf UNRWA terjadi setelah Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menyatakan telah menerima informasi dari otoritas Israel terkait dugaan keterlibatan beberapa stafnya dalam serangan yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.
“Untuk melindungi kemampuan UNRWA dalam memberikan bantuan kemanusiaan, saya memutuskan untuk segera mengakhiri kontrak anggota staf ini dan membuka penyelidikan untuk mengungkap kebenaran tanpa penundaan,” kata Lazzarini dalam keterangan resmi, seperti dikutip dari laman resmi UNRWA, Jumat ( 26/). 1).
Lazzarini mengatakan, pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam peristiwa tersebut akan dimintai pertanggungjawaban termasuk melalui jalur pidana.
“UNRWA menegaskan kembali kecaman terkuatnya atas serangan brutal pada 7 Oktober dan menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera Israel dan pemulangan yang aman ke keluarga mereka,” katanya.
Pasca pernyataan tersebut, AS disusul Inggris, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, Finlandia, Prancis, dan Jepang juga menghentikan sementara bantuan keuangan, hingga penyelidikan selesai.
Menanggapi kegaduhan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau negara-negara donor untuk menyumbang kembali ke UNRWA.
Guterres menanyakan hal tersebut karena memikirkan nasib masyarakat Gaza yang kini semakin tidak stabil di tengah krisis kemanusiaan.
“Saya memahami kekhawatiran mereka, saya sendiri takut dengan tuduhan tersebut, [tapi] “Saya sangat meminta pemerintah yang telah menangguhkan kontribusinya untuk setidaknya menjamin kelangsungan operasi UNRWA,” kata Guterres dalam pernyataannya, seperti dikutip Al Jazeera, Minggu (28/1).
Sementara itu para pejabat di Palestina dan kelompok Hamas mengkritik keputusan negara-negara Barat, yang menurut mereka “mengandung risiko besar terhadap bantuan politik dan kemanusiaan.”
“Saat ini, mengingat agresi yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina, kami membutuhkan dukungan maksimal dari organisasi internasional dan tidak berhenti mendukung dan membantu mereka,” kata Sekretaris Jenderal PLO Hussein Al Sheikh, dikutip Al Jazeera, Minggu (28/1). . .
(Dna)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);