Site icon Pahami

Berita RI Kecam Serangan Israel di Suriah: Tak Hormati Kedaulatan

Berita RI Kecam Serangan Israel di Suriah: Tak Hormati Kedaulatan


Jakarta, Pahami.id

Indonesia mengkritik serangan itu Israel di dalam Suriah yang membunuh beberapa warga dan melukai lusinan lainnya.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia) menyatakan bahwa serangan militer Israel di Damaskus tidak menghormati kedaulatan Suriah.

“Indonesia juga mengutuk intervensi militer Israel yang tidak menghargai kedaulatan Suriah,” kata kementerian luar negeri Indonesia dalam unggahan pada X, Kamis (7/17).


Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menyatakan keprihatinan tentang pengembangan situasi di Sweida, Suriah, yang dalam beberapa hari terakhir telah menjadi perang antar kelompok.

RI mendorong realisasi gencatan senjata permanen di Suriah dan menekankan pentingnya resolusi konflik melalui dialog yang aman dan inklusif.

“Indonesia mendorong realisasi gencatan senjata permanen antara pemerintah Suriah dan kelompok Druze, dan terus mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah Suriah dalam membangun perdamaian di seluruh Suriah,” kata kementerian luar negeri.

“Indonesia menekankan pentingnya resolusi konflik melalui dialog yang damai dan inklusif yang melibatkan semua elemen komunitas Suriah, sementara masih menjunjung tinggi persatuan nasional dan integritas Suriah,” pungkas Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Pasukan militer Israel menyerang markas militer Suriah dan daerah -daerah di dekat Istana Presiden Suriah di Damaskus pada hari Rabu (16/7).

Serangan itu mengikuti Perang Druze dan Badui Arab yang berlangsung beberapa hari yang lalu.

Menurut kantor berita pemerintah Suriah, di sana, setidaknya tiga orang tewas dan 34 lainnya melukai dampak serangan di Damaskus.

Israel mengklaim serangannya ditujukan untuk mendukung komunitas Druze di Suriah.

Druze saat ini berdebat dengan sekelompok minoritas setelah penculikan penjual sayur Druze oleh anggota Badui.

Peristiwa itu memicu kemarahan komunitas Druze sampai tindakan yang diculik terjadi. Kedua belah pihak kemudian melibatkan bentrokan yang parah sampai pasukan keamanan pemerintah Suriah dikerahkan untuk mengembalikan perintah.

Namun, pengemudi pasukan pemerintah Suriah dipandang oleh Israel sebagai keraguan terhadap suku Badui.

Israel kemudian turun tangan dengan menyerang pasukan pemerintah Suriah.

Bagi Israel, Druze adalah kelompok yang setia, yang bersedia melayani di tentara Zionis.

Druze adalah sekelompok minoritas Syekh Ismailiyah yang beredar di Timur Tengah, termasuk di Israel dan Suriah. Kelompok ini adalah populasi mayoritas di Sweida, Suriah, yang menempati wilayah tersebut sebesar 90 persen. Sementara itu, penduduk Badui sekitar tiga persen di sana.

Komunitas Druze memiliki sejarahnya sendiri dengan Israel. Setelah kepemimpinan Sunni di Yerusalem mengancam makam suci Druze di Tiberias, komunitas Druze memilih untuk mendukung orang -orang Yahudi. Druze bekerja sama dengan tentara Yahudi dalam Perang Arab-Israel 1948.

Menyusul serangan Israel terhadap Damaskus, kementerian rumah Suriah mengumumkan gencatan senjata untuk Sweida pada Rabu malam. Pemimpin Druze Sheikh Yousef Jarbou telah mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata akan segera berlaku.

Jarbou mengatakan gencatan senjata itu ditujukan untuk sepenuhnya menghentikan semua operasi militer di Sweida dan untuk mengintegrasikan wilayah tersebut sepenuhnya ke Suriah.

(BLQ/DNA)



Exit mobile version