Jakarta, Pahami.id –
PDI Perjuangan Timur Jawa memanfaatkan Redtalks Forum di Surabaya sebagai ruang terbuka untuk menyerap aspirasi generasi muda dan memperbarui strategi politik partai.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, kata Abdullah, mengatakan kegiatan ini menjadi momentum penting bagi partai untuk merumuskan langkah baru berdasarkan data dan masukan masyarakat.
Menurut dia, Redtalks memberikan gambaran jujur mengenai kondisi masyarakat Jawa Timur, mulai dari tekanan ekonomi hingga kebutuhan generasi muda akan kepemimpinan yang berintegritas dan program politik yang nyata.
“Peristiwa ini memberi kita peta jelas arah suara rakyat. PDI Perjuangan Jatim harus menata ulang strateginya berdasarkan data, bukan sekadar naluri politik,” ujarnya, Senin (24/11).
Forum bertajuk Suara Muda untuk Jawa Timur ini dihadiri oleh berbagai komunitas dan organisasi pemuda, tokoh masyarakat, dan akademisi. Pakar budaya Sujiwo Tejo, Ketua Bem Fisip Unair Irfan Yasin, petani milenial Ahmad Lafilian.
Kemudian, pegiat media sosial Natasha Keniraras, serta akademisi Airlangga Pribadi, Yohan Wahyu, dan Dr. Suko Widodo turut hadir untuk menyampaikan pandangannya. Said menilai besarnya partisipasi generasi muda menunjukkan pihaknya tidak alergi terhadap kritik dan siap membuka ruang dialog lebih luas.
“Suara generasi muda perlu kita dengarkan, termasuk pandangannya terhadap PDI Perjuangan dan kebijakan publik yang mempengaruhi kehidupan mereka,” kata Banggar Ketua DPR RI.
Empat arah untuk tindak lanjut strategis
1. Menghadirkan kembali politik yang menjawab perekonomian masyarakat sehari-hari
PDI Perjuangan Jatim akan memperkuat fokus kerja pada isu-isu mendasar seperti stabilitas harga pangan, perlindungan pekerja informal, penguatan petani kecil, dan dukungan terhadap UMKM.
Partai harus hadir di dapur rakyat. Politik yang jauh dari persoalan ekonomi sehari-hari tidak akan mendapat tempat di hati rakyat, kata Kata.
2. Strategi lintas generasi
Kata menegaskan, Perjuangan PDI Jatim akan memperkuat beberapa agenda. Agendanya antara lain ditujukan langsung kepada masyarakat untuk mendapatkan basis loyal, pendekatan berbasis data dan evaluasi kebijakan bagi pemilih yang rasional, serta ruang dialog kreatif dan program pendidikan politik modern bagi pemilih muda.
“Tidak ada generasi yang boleh tertinggal, kita harus merangkul seluruh lapisan dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujarnya.
3. Memaksimalkan Unit Media PDI Perjuangan Timur Jawa
Unit Media Jawa PDI Perjuangan Timur yang telah berdiri selama 18 tahun akan menjadi ujung tombak komunikasi partai, khususnya di ruang digital.
Unit media akan berfungsi sebagai:
– Pusat produksi konten digital untuk generasi muda.
– Bagaimana menyajikan rekam jejak keberhasilan program masyarakat, seperti BPJS Kesehatan dan Dana Desa.
– Pusat Pemantauan Isu Publik agar partai dapat merespon dengan cepat perkembangan yang terjadi di masyarakat.
“Sudah saatnya unit media kita mengambil peran strategis, tidak sekedar dokumentasi, tapi sebagai mesin narasi yang membentuk persepsi masyarakat secara positif dan terukur,” kata Kata.
4. Integritas dan Konsistensi sebagai identitas politik
Cita-cita yang muncul dalam Red Talk menunjukkan bahwa masyarakat menuntut kepemimpinan yang dekat, menjanjikan, dan bebas dari praktik politik transaksional.
Menindaklanjuti hal tersebut, PDI Perjuangan Jawa Timur akan:
– Penguatan disiplin kader.
– Menegakkan standar integritas di semua tingkat struktur.
– Sinkronisasi kerja kader legislatif dan eksekutif agar program rakyat terlaksana secara konsisten.
“Masyarakat menginginkan bukti, bukan klaim.
Kata menegaskan, hasil Red Talk akan dijadikan landasan reformasi PDI Perjuangan Timur Jawa untuk menghadapi kebutuhan politik masa depan: pemilih muda yang kritis, dinamika digital, dan tantangan perekonomian banyak orang.
“PDI Perjuangan Jatim mempunyai fondasi yang kokoh, namun waktu bergerak cepat.
(INH)

