Berita Qatar Tersinggung Gegera Netanyahu Sebut Mediator ‘Problematik’

Jakarta, Pahami.id —

Qatar merasa tersinggung oleh Israel setelah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu tertangkap menyebut Doha sebagai “mediator yang bermasalah” meskipun Doha telah membantu memediasi konflik Israel–Hamas.

Pernyataan Netanyahu terekam dalam bocoran rekaman audio yang dipublikasikan media Israel, Saluran 12, pada Selasa (23/1).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, tak yakin pernyataan itu seharusnya datang dari Netanyahu.

“Kami terkejut dengan pernyataan yang dituduhkan kepada Perdana Menteri Israel dalam berbagai pemberitaan media tentang peran mediasi Qatar,” kata Al Ansari seperti dikutip. Reuters.

Qatar merupakan mediator dan berperan penting sebagai mediator dalam perundingan antara Israel dan Hamas.

Pemerintah Qatar juga menilai pernyataan Netanyahu “tidak bertanggung jawab dan dapat merusak” upaya mediasi dengan Hamas selama ini.

Pernyataan Netanyahu tentang Qatar muncul saat ia bertemu dengan keluarga para sandera.

Dalam rekaman audio yang bocor, terdengar Netanyahu membandingkan peran Qatar dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Qatar menurut saya secara fundamental tidak ada bedanya dengan PBB. Secara fundamental tidak ada bedanya dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal lebih bermasalah,” ujarnya, dikutip Berita CBC.

Lebih lanjut, Netanyahu juga mengaku mengungkapkan kemarahannya terhadap Amerika Serikat yang memperbarui pangkalan militernya di Qatar.

Dia mengatakan dia telah meminta AS untuk memberikan tekanan pada Qatar dan Hamas.

Perselisihan antara Israel dan Qatar muncul ketika tentara Zionis terus menyerang Palestina.

Pada saat yang sama, Dewan Keamanan PBB sedang mengadakan pertemuan untuk membahas situasi pembangunan di Palestina.

Kegaduhan ini pun muncul setelah Israel disebut-sebut telah mengajukan proposal sebagai tawaran kesepakatan damai. Usulan tersebut mencakup jeda pertempuran selama dua bulan hingga semua sandera kembali.

Hamas menolak usulan tersebut. Mereka mengatakan ingin pertempuran diakhiri sepenuhnya. Kelompok ini juga mengajukan proposal perdamaian, namun Israel menolaknya.

Usulan Hamas terdiri dari penarikan pasukan Israel dari Palestina dan mengakui kelompok ini sebagai pemerintah di Gaza.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]