Jakarta, Pahami.id —
Presiden Rusia, VladimirPutinsaksikan simulasi langsung tiga peluncuran serangan nuklir Rusia dari tiga arah berbeda yaitu dari darat, laut, dan udara.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut latihan tersebut dilakukan dengan meluncurkan berbagai jenis rudal nuklir Rusia.
Rudal nuklir Yars diluncurkan dari darat, yaitu dari Kosmodrom Plesetsk di barat laut Rusia hingga Kamchatka, sebuah kawasan di semenanjung di timur Rusia.
Rudal nuklir Sineva dan Bulava ditembakkan dari laut, tepatnya dari kapal selam angkatan laut Rusia. Sedangkan rudal jelajah diluncurkan dari udara dari pesawat pengebom strategis.
Menurut Putin, latihan ini digelar untuk meningkatkan kewaspadaan negaranya terhadap ancaman geopolitik.
“Mengingat ketegangan geopolitik dan munculnya ancaman dan risiko eksternal baru, penting bagi kita untuk memiliki kekuatan strategis modern yang selalu siap digunakan,” kata Putin saat membuka latihan tersebut, dilansir Al Jazeera.
Putin mengatakan senjata nuklir merupakan salah satu alat yang digunakan Rusia untuk menjamin keamanan dan kedaulatan nasional.
“(Senjata nuklir) adalah penjamin kedaulatan dan keamanan nasional yang dapat diandalkan,” tegas Putin.
Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov menambahkan, latihan simulasi serangan nuklir ini juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan militer Rusia dalam melakukan serangan nuklir.
Sebab, dalam melakukan serangan nuklir, pihak militer dituntut untuk berhati-hati agar serangan tersebut tepat sasaran dan tidak menimbulkan dampak yang terlalu signifikan.
“Serangan nuklir besar-besaran yang dilakukan oleh kekuatan serangan strategis sebagai respons terhadap serangan nuklir musuh,” kata Belousov.
Sebelumnya, Rusia juga pernah melakukan latihan serangan nuklir pada 18 Oktober. Saat itu, pelatihan diadakan di Tver, wilayah yang terletak di barat laut Moskow.
Latihan serangan nuklir tersebut dilakukan Rusia di tengah meningkatnya konflik dengan Ukraina. Beberapa waktu lalu, NATO juga mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah mengirimkan pasukannya ke Rusia untuk membantu mereka melawan tentara Ukraina.
Tindakan tersebut dinilai akan meningkatkan eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina. Pasalnya, kehadiran pasukan Korea Utara di pihak Rusia akan memudahkan mereka menyerang Ukraina yang saat ini kekurangan pasukan.
(gas/dna)