Jakarta, Pahami.id –
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi tegas organisasi relawan yang pernah menjadi pendukung utama Joko Widodo (Jokowi) bukan merupakan singkatan dari “pro jokowi”.
Pernyataan itu disampaikannya saat membuka Kongres Projo III di Jakarta, Sabtu (1/11).
“Tentu saja Tidak Ada singkatan. “Teman-teman media menyingkat saja Projo menjadi ‘Pro Jokowi’ karena mudah diucapkan,” ujarnya.
Menurutnya, kata projo berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘tanah’ dan dalam bahasa Jawa Kawi yang berarti ‘rakyat’.
“Jadi masyarakat Projo adalah orang-orang yang mencintai negara dan rakyatnya,” jelasnya.
Budi Arie mengatakan, pihaknya akan melakukan transformasi besar-besaran, termasuk mengubah logo Projo yang kini menampilkan siluet wajah Jokowi. Perubahan ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya memperkuat dukungan terhadap agenda politik Presiden Prabowo Subianto.
“Kami akan memperkuat dan mendukung agenda politik Presiden Prabowo. Dalam konteks ini, Projo akan melakukan transformasi organisasi, salah satunya mungkin perubahan logo,” kata Budi Arie.
Logo Projo akan kami ubah agar tidak terkesan aliran sesat individu, ujarnya.
Budi Arie juga mengatakan, Jokowi telah menyetujui rencana transformasi tersebut. Ia menilai Projo perlu beradaptasi dengan dinamika politik baru setelah dua periode memimpin pemerintahan Jokowi.
“[Jokowi] Setuju Tugas Projo sebelumnya adalah mengurus pemerintahan Pak Jokowi, dan kini kita menghadapi tantangan baru. “Tantangan global tidaklah mudah, sehingga persatuan nasional adalah hal yang penting,” kata mantan Menteri Koperasi Indonesia ini.
Kembali ke Projo Lead hingga tahun 2030
Kongres Projo III yang digelar pada 1-2 November 2025 di Jakarta mengangkat Budi Arie Setiadi kembali menjadi ketua umum periode 2025-2030.
Hasil kesepakatan bersama atau aklamasi seluruh peserta Kongres Projo ke-3, diputuskan untuk menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketua DPP Projo periode 2025 sampai dengan 2030 dan sebagai ketua formasi untuk mengendalikan kepengurusan DPP Projo, kata Ketua Freddy Damanik.
Projo merupakan kelompok relawan pendukung Presiden RI ke-7 Jokowi sejak Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
Pada masa pemerintahan Jokowi ke-10, Budi Arie pernah menduduki beberapa posisi kabinet, mulai dari Menteri Desa hingga Menteri Komunikasi dan Informatika (sekarang Menteri Komdigo).
Ia kemudian mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 dan menjabat Menteri Koperasi, namun baru-baru ini ia resmi dipecat.
Dalam Kongres terkini, Budi Arie mengajak anggotanya untuk mendukung program pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dalam pidatonya di hadapan peserta Kongres, Budi Arie meminta relawan Projo memperkuat parpol pimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung seluruh agenda pemerintahannya.
“Kami berharap agenda politik Pak Prabowo bisa diperkuat agar kepemimpinannya semakin kokoh, oleh karena itu agenda politik presiden secara keseluruhan akan kita perkuat dengan memperkuat parpol yang dipimpin presiden,” kata Budi Arie.
Ia pun mengisyaratkan kemungkinan bergabung dengan partai politik, meski tak menyebutkannya secara resmi.
“Mohon ijin jika suatu saat saya ikut partai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Tak perlu ditanya partai apa itu,” ujarnya.
Namun saat ditemui usai pembukaan Kongres, Budi Arie akhirnya menyebutkan nama partai yang dimaksud.
“Iya pasti Gerindra, selanjutnya kita tunggu dinamikanya di Kongres Ketiga ini,” ujarnya.
(tanggal/tanggal/bulan)

