Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Belanda Tandai Rutte baru-baru ini menjadi fokus setelah ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Rutte terpilih sebagai Sekretaris Jenderal NATO dengan persetujuan 32 negara anggota dan secara resmi akan naik takhta pada Oktober mendatang.
Sebagai PM Belanda, Rutte dikenal karena kiprahnya di dunia politik dalam negeri dan internasional. Ia pun disebut-sebut sebagai sosok yang tepat menggantikan Sekretaris Jenderal NATO saat ini, Jens Stoltenberg.
Kesuksesan politik Mark Rutte sudah terlihat sejak menjabat sebagai kepala pemerintahan Belanda pada Oktober 2010. Ia juga dikenal sebagai PM terlama dalam sejarah Belanda dan paling senior di Uni Eropa.
Mark Rutte adalah seorang politikus kelahiran 14 Februari 1967. Ia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang mengagumi Winston Churchill dan Margaret Thatcher.
Lulusan Universitas Leiden, ia bekerja di Unilever dan Calve sebagai manajer.
Berniat melanjutkan karir politiknya, Rutte kemudian terpilih menjadi anggota partai Volkspartij voor Vrijheid en Democratie (VVD). Ia kemudian menjadi anggota dewan nasional partai tersebut pada tahun 1993 dan 1997.
Menurut situs resmi pemerintah Belanda, Rutte diangkat menjadi menteri junior urusan sosial dan ketenagakerjaan pada kabinet pertama yang dipimpin Balkenende pada tahun 2002.
Kecerdasan Rutte di dunia politik kerap diakui beberapa pihak. Hal ini membuat politisi Belanda itu disukai sebagian orang termasuk rakyatnya sendiri.
Beberapa tahun lalu, Rutte juga mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan meminta maaf atas penjajahan Belanda di masa lalu.
“Atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrim yang dilakukan Belanda pada tahun-tahun tersebut,” kata Perdana Menteri Mark Rutte dalam konferensi pers pada 18 Februari 2022.
“Kami juga meminta maaf kepada seluruh warga Belanda yang harus menanggung akibat perang kolonial di Indonesia, termasuk para veteran perang yang berperilaku baik,” lanjutnya.
Peneliti dari think tank Atlantic Council, Philippe Dickinson, bahkan menilai Rutte merupakan sosok yang tepat menggantikan Stoltenberg dalam memimpin aliansi internasional.
“Dari pengalaman bertahun-tahun dalam politik Belanda dan di kancah internasional, Rutte adalah orang yang cerdik dalam menyeimbangkan hubungan politik,” kata Dickinson seperti dikutip AFP.
Penunjukan Rutte sebagai Sekretaris Jenderal NATO merupakan orang Belanda keempat yang memimpin organisasi tersebut.
Ia resmi akan naik “takhta” pada 1 Oktober di tengah gejolak politik dunia.
(val/dna)