Site icon Pahami

Berita Profil Geert Wilders, Tokoh Anti Islam yang Gagal Jadi PM Belanda


Jakarta, Pahami.id

Para pemimpin partai sayap kanan ekstrem yang juga anti-Islam, Geert Wildersmenjadi fokus setelah gagal menjadi Perdana Menteri Belanda.

Dalam postingan di X (sebelumnya Twitter), Wilders mengaku tidak bisa mencalonkan diri sebagai perdana menteri karena kandidat koalisinya menolak mendukungnya.

“Saya hanya bisa menjadi Perdana Menteri jika semua partai koalisi mendukung saya. [Namun] itu tidak terjadi,” kata Wilders di akun X, Rabu (13/3).


Wilders bermaksud membentuk kabinet sayap kanan dan menerapkan pemotongan pemberian suaka kepada migran.

Ia juga berniat menerapkan kebijakan imigrasi yang ketat. Namun, menurut Wilders, anggota koalisi tidak setuju.

Lalu, siapa sebenarnya Geert Wilders?

Wilders lahir pada tanggal 6 September 1963 di Venlo, Belanda. Kini, usianya sudah 61 tahun. Ia lahir dari pasangan Johanne Henricus Andreas Wilders dan Anne Maria.

Andreas Wilders berasal dari Belanda, sedangkan ibunya berdarah campuran Belanda-Indonesia.

Karier politik Wilders dimulai pada tahun 1989 ketika ia menjadi anggota Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (PVVD). Kemudian pada tahun 1997, dia terpilih menjadi anggota Dewan Kota Utrecht.

Banyak yang tidak setuju dengan pandangannya. Wilders akhirnya diusir dari Partai VVD pada September 2004.

Dia kemudian mendirikan partainya sendiri Groep Wilders pada tahun 2006 dan mengubah namanya menjadi Freedom (PVV).

Wilders dikenal karena kritiknya terhadap Islam. Ia bahkan menyarankan agar umat Islam merobek separuh Al-Quran jika ingin tinggal di Belanda.

Baginya kitab suci mengandung hal-hal buruk. Wilders juga menyebut Alquran sebagai buku fasis dan hasutan kebencian, katanya Telegrap.

Selain itu, Wilders juga kerap menghina Nabi Muhammad SAW. Melihat sikap politisi sayap kanan ini, fundamentalis Islam Australia Feiz Mohammad pernah mengancam akan memenggal kepalanya.

Dia juga menerima ancaman pembunuhan dari Al Qaeda dan seorang Muslim di Pakistan.

Sikap Wilders pun membuat Inggris mengambil kebijakan melarangnya memasuki negara Eropa tersebut pada tahun 2009.

Inggris menganggap Wilders sebagai ancaman publik. Pada tahun 2010, Wilders juga tidak dapat memasuki Jerman untuk berlibur dan pada tahun 2012, ia gagal mendapatkan visa untuk memasuki Australia.

(isa/dna)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version