Site icon Pahami

Berita Pribadi Jujur & Setia Kawan


Jakarta, Pahami.id

Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono mengaku rindu sosok Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz yang meninggal dunia sekitar pukul 09.45 WIB, Rabu (24/7) hari ini.

Hendro mengaku sudah mengenal Hamzah Haz sejak lama, mulai dari dunia bisnis hingga sama-sama di pemerintahan.

“Saya kaget karena kemarin kita ngobrol dan turut berduka cita untuk seluruh keluarga. Saya sangat merindukan seorang teman lama,” ujarnya di rumah duka.


Hamzah Haz, kata dia, adalah sosok yang jujur ​​dan selalu menjadi sahabat setia baik di saat sulit maupun di saat senang.

“Seseorang yang sangat jujur ​​dan selalu setia kepada sahabat, baik di saat susah maupun senang. Apalagi disaat susah, selalu bersama dan tidak meninggalkan sahabat, banyak contoh yang bisa kita tiru,” jelasnya.

Sementara itu di tempat yang sama, Sekjen PPP Arwani Thomafi mengatakan, semasa hidupnya Hamzah Haz merupakan politikus yang luar biasa dan memiliki jiwa dakwah yang tinggi.

“Kita semua sedih ditinggalkan oleh sosok teladan seperti beliau, seorang politikus yang mempunyai kemampuan luar biasa, profesional dan juga memiliki jiwa dakwah,” ujarnya.

“Melalui jalur PPP, jalur politik, jalur eksekutif, jalur legislatif, beliau memberikan seluruh hidupnya untuk memberikan kearifan kepada masyarakat,” imbuhnya.

Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (24/7). Jenazah akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu sore ini.

Jenazah akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Cisarua Bogor sore ini setelah salat Dzuhur, kata Sekjen PPP Arwani Thomafi dalam keterangannya, Rabu (24/7).

Hamzah Haz merupakan wakil presiden mendampingi Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Ia menjabat sebagai wakil presiden dari tahun 2001 hingga 2004.

Sebelumnya, Hamzah Haz juga pernah menjabat Menteri Investasi pada era Presiden BJ Habibie. Hamzah Haz juga pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

(tfq/wis)


Exit mobile version