Site icon Pahami

Berita Presiden Korsel Minta Maaf soal Dugaan Skandal Ibu Negara


Jakarta, Pahami.id

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol meminta maaf atas kontroversi beberapa tuduhan skandal yang melibatkan istrinya, Kim Keon Hee.

Namun, Yoon menolak rancangan undang-undang untuk membentuk tim penasihat khusus yang diusulkan oleh oposisi untuk menyelidiki tuduhan terhadap Kim.


Ibu Negara Korea Selatan mendapat banyak kritik atas sejumlah isu, termasuk skandal tas mewah, manipulasi saham, dan dugaan campur tangan dalam urusan pemerintahan.

Dilaporkan Berita YonhapPresiden Yoon mengungkapkan keprihatinannya terhadap Kim dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Kamis (7/11).

“Saya yakin peran presiden bukanlah untuk membuat alasan. Semua ini terjadi karena kesalahan dan keburukan saya sendiri,” ujar Yoon saat meminta maaf secara terbuka.

Sebelumnya, Kim diperiksa di Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul terkait dugaan manipulasi saham Deutsch Motors Inc dan suap tas mewah Dior senilai US$2.200 (Rp 35,6 juta) pada 20 Juli 2024.

Berdasarkan hukum Korea Selatan, setiap pejabat negara dan pasangannya dilarang keras menerima hadiah barang mewah senilai lebih dari US$750 (Rp 11,7 juta).

Namun, jaksa memutuskan untuk tidak menuntut ibu negara atas dugaan perannya dalam skema saham dengan dealer BMW, karena Kim menyatakan bahwa dia tidak menyadari bahwa akunnya digunakan untuk manipulasi.

Tak hanya itu, Kim juga dituduh melakukan plagiarisme pada disertasi PhD-nya saat kampanye kepresidenan Yoon.

Lebih lanjut, ia juga dituding mempengaruhi pencalonan calon dari Partai Kekuatan Rakyat jelang pemilu Korea Selatan pada April lalu.

Kekalahan koalisi partai Yoon dalam pemilihan parlemen disebut-sebut disebabkan oleh skandal Kim yang terungkap.

Yoon pertama kali mengomentari kasus yang melibatkan istrinya pada Februari lalu dan menilai tuduhan tersebut bermotif politik.

Namun, Presiden Korea Selatan kemudian meminta maaf atas skandal istrinya pada konferensi pers Mei lalu. Diakuinya, sikap istrinya merupakan “tindakan tidak bijaksana”.

Dalam pidato publik terbarunya, Yoon juga menentang rancangan undang-undang yang diusulkan oleh oposisi untuk membentuk tim penasihat khusus yang akan menyelidiki tuduhan terhadap Kim.

“Dia seharusnya bersikap lebih hati-hati, dan fakta bahwa dia telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat jelas salah,” kata Yoon.

Ia kembali menyebut rancangan undang-undang tersebut ‘inkonstitusional’ dan ‘propaganda politik’.

Lebih lanjut, Yoon tidak membahas masalah apa pun terkait Korea Utara, yang hubungannya memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

(arn/bac)


Exit mobile version